Perlukah Ustadz Abdul Somad minta maaf??

Perlukah Ustadz Abdul Somad minta maaf??

Abdul Somad

Beberapa waktu lalu, tiba-tiba heboh dan viral beredar salah satu ceramah Ustadz Abdul Somad yang direkam 3 tahun lalu, atau lebih tepatnya penggalan dari ceramah beliau yang isinya kira-kira ketika beliau menjawab sebuah pertanyaan tentang Salib.

Karena beliau ditanya oleh jamaah yang hadir disana, maka beliau memiliki tanggung jawab untuk menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan ajaran yang ada di kitab suci yaitu Alquran.

Jawaban yang Ustadz Abdul Somad utarakan sebenarnya adalah jawaban standar para ulama jika ditanyakan hal yang sama. Yaitu pada dasarnya jika kita menyimpan patung didalam rumah, maka patung tersebut ada peluang untuk menjadi tempat Jin atau sejenisnya sehingga kita menjadi begitu mengagumi dan bahkan bisa menjadi berlebihan yang pada akhirnya akan menimbulkan pemikiran yang membuat kita seolah secara tidak sadar telah menduakan Tuhan.

Bagi umat Islam sendiri, Ceramah demikian sudah sangat lumrah dan biasa, tidak terbersit sedikitpun bahwa ceramah tersebut akan bisa memecah belah umat dan membuat umat lain menjadi sakit hati mendengarnya, karena ini masalah keyakinan, bukan yang lain.

Dan lagi, jika kita fikirkan kembali dan jika kita melihat kejadian sehari-hari dalam kehidupan kita, tidak jarang kita memang “memandang berbeda” pada benda atau patung yang ada di rumah kita.

Contohnya saja, berapa belas tahun lalu, ayah saya mendapatkan keris dari kawannya, dan keris itu di pajang diruang tamu, karena dipajang diruang tamu, maka mau tidak mau setiap tamu yang datang jadi memandangnya dan memberinya komentar, lama kelamaan kami jadi berbeda memandang keris tersebut karena komentar yang kami dengar, keris itu jadi kelihatan begitu kuat daya tariknya bagi kami walau itu seringkali hanya sebatas bercanda, seperti kita permisi saat lewat ruang tamu karena dengan candaan kakak bahwa keris itu nanti bergerak kalau kita tidak permisi, dan lain-lain.

Demikianlah kita, rakyat yang dulunya adalah rakyat dari sebuah kerajaan dan mayoritas beragama Hindu yang memang sangat lekat dengan patung dan benda keramat, maka alam bawah sadar kita akan sangat sensitive jika terkait benda-benda keramat atau berbentuk patung. Karenanya, penyebar agama islam diindonesia begitu gencar mengajarkan agar kita bisa menjauhi benda-benda memiliki kemungkinan bisa kita anggap keramat karena warisan nenek moyang dan agar kita tidak lagi tergelincir pada kemusrikan atau menduakan Tuhan YME.

Jadi, sekali lagi, adalah hal yang wajar jika Ulama di negara ini, akan menjawab hal yang seragam, yaitu bahwa patung adalah medium yang bisa membuat kita menduakan Tuhan, karena hal tersebut untuk menjaga agar alam bawah sadar kita yang begitu mendewakan patung dari kepercayaannya yang terdahulu, tidak kembali menjadi penyembah berhala, benda pusaka ataupun Patung. Ini penting dan ini positif.

Ustadz Abdul Somad menyamakan Salib dengan Patung-patung yang lain, dia tidak berusaha masuk kedalam ajaran atau apa fungsi sebenarnya sebuah salib bagi umat lain, dia hanya menjelaskan kepada umat internal islam bagaimana kedudukan Patung atau benda keramat dimata islam. Hanya itu. Titik!.

Dan itu tidak layak disalahkan.

Justru, Khusus dalam hal ini, saya lebih setuju jika penyebar dari Video dan penggiring opini inilah yang harusnya menjadi pusat perhatian, karena dengan jelas-jelas merekalah yang mengerucutkan sudut pandang orang yang membaca atau menonton video yang mereka sebar untuk berfikir sama dengan mereka, yang mana pemikiran tersebut sebelumnya tidak ada dalam fikiran kita masing-masing, karena sekali lagi saya katakan, bahwa apa yang dikatakan oleh Ustadz Abdul Somad adalah hal yang sudah sering didengar oleh kami umat islam, dan itu memang untuk internal umat kami. Dan itu biasa. Bukan hal yang seharusnya menyakitkan hati siapapun.

Jadi jika setiap perkataan pemuka agama (dari agama manapun) bagi internal agamanya lalu didengar oleh umat lain dan mereka tersinggung, maka tidak akan ada persatuan di negara ini, karena setiap keyakinan kita memang berbeda, dan ini adalah soal keyakinan, yang mana itu artinya tidak bisa sepenuhnya bisa di telan mentah-mentah oleh orang yang tidak berkeyakinan yang sama.

Disinilah kita sebagai bangsa yang katanya ingin bersatu dan tidak terpecah diuji kedewasaannya dalam menghadapi perbedaan dan menghargai keyakinan orang lain. Fokuslah pada persamaan dan abaikanlah perbedaan. Perbedaan seharusnya tidak diperuncing oleh mereka benar-benar berniat untuk tetap bersatu. Perbedaan adalah hal yang harusnya bisa menjadi tolok ukur toleransi kita sebagai umat beragama. Perbedaan bukan untuk dibesar-besarkan dan bukan untuk dijadikan bahan untuk memecah belah.

Ustadz Abdul Somad, tidak bersalah, dia menjawab pertanyaan apa adanya. dan seharusnya itu tidak menyakitkan hati siapapun.

Karena, Lakum Dinukum Waliyadin.

Dan Mari kita Memadamkan, Jangan Mengobarkan…

Akhir kata, Ustadz Abdul Somad tidak perlu Minta maaf.

Salam Ocehanburung.

Ocehanburung

Seorang yang sangat memperdulikan keutuhan dan harga diri bangsanya...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *