Menelaah tentang “ilustrasi yang salah” dalam sistem pendidikan
(Sumber Google)
Kita tentu tidak asing lagi pada sebuah “gambar yang memiliki arti tertentu” atau yang saat ini lebih dikenal dengan Meme yang isinya terdiri dari beberapa gambar binatang yaitu monyet, Penguin, Gajah, Ikan, Lumba-lumba dan Anjing yang berbaris seolah mereka akan diuji melakukan suatu ujian, dan Ujian itu adalah Memanjat Pohon, dari gambar itu kita dibuat untuk menyimpulkan bahwa pemenangnya pasti si Monyet karena yang lain memang tidak memiliki keahlian dalam hal memanjat.
Gambar ini menginspirasi banyak orang dan dihubungkan dengan system pendidikan kita. Sebagian besar terinspirasi dari gambar ini dan mengartikannya dengan kesalahan metode pengajaran yang selama ini kita anut, mereka menyetujui bahwa anak-anak mereka atau para penerus bangsa ini di analogikan dengan beberapa hewan yang yang berbeda-beda sesuai dengan gambar tersebut, sehingga melupakan hal yang paling dasar bahwa ada yang selama ini salah kita artikan dari contoh gambar tersebut. Dan itu sangat berakibat fatal pada pemahaman kita tentang pendidikan yang benar yang seharusnya kita terapkan.
Kesalahan fatal tersebut adalah bahwa pada gambar tersebut tiap-tiap binatang mewakili dari Spesiesnya masing-masing, jadi tiap hewan tersebut memang merupakan Spesies yang berbeda sehingga memiliki kekhususan tersendiri untuk masing-masingnya. Dikarenakan gambar tersebut adalah terdiri lebih dari 1 spesies maka alangkah tidak tepatnya jika gambar tersebut disamakan dengan hanya 1 spesies yaitu manusia, karena manusia hanya mewakili 1 spesies saja, yang bisa jadi jika di analogikan dengan gambar tersebut berarti yang paling dekat analoginya adalah Monyet, sedangkan yang lain, bukan monyet, yang artinya bukan juga manusia.
Arti dari gambar itu memang menggambarkan ketidakadilan dalam pendidikan, namun itu tidak mencerminkan bisa diadaptasi metodenya oleh manusia, karena manusia hanya 1 spesies saja dan seharusnya jenis ujiannyapun cukup hanya 1 saja dan tidak harus mengikuti gambar tersebut yang memang menampilkan 6 Spesies berbeda. Gambar diatas boleh dianalogikan dengan manusia jika pada gambar tersebut hanya menampilkan 1 spesies saja, misal ke-6nya adalah Monyet semua.
Jadi menurut saya, adalah kekeliruan yang membahayakan jika kita mengkuti makna yang keliru dari kesalahan kita mengartikan gambar tersebut dan diaplikasikan pada system pendidikan kita.
Ujian dasar pendidikan pada manusia tidak perlu mengkhawatirkan apa bakat anak-anak kita dimasa depan nanti, karena pendidikan dasar dan Ujian dasar yang harus diujikan adalah ujian yang memang harus dimiliki oleh seluruh manusia yang sebelum mereka masuk kedalam kehidupan diluar sana.
Ujian yang diujikan kepada manusia penerus bangsa, menurut saya justru harus seragam agar mereka bisa menjadi para penerus bangsa yang siap menjadi manusia terbaik yang pernah ada.
Sekolah adalah tempat dimana kita belajar tentang dasar dari menghadapi hidup dan mengasah pola pikir kita. Pendidikan tidaklah bertanggung jawab pada kejadian teknis dari seseorang, tapi pendidikan lebih kepada memberi arahan atau pelajaran bagaimana kita bertindak dan mengambil keputusan.
Pendidikan tidak bertanggung jawab pada mahir atau tidaknya kita bermain gitar, jauh atau tidaknya kita melompat, cepat atau tidaknya kita berlari, tapi pendidikan yang mengarahkan kita untuk bisa berfikir apa yang harus kita lakukan agar kita mahir bermain gitar dengan benar, Pendidikan membuat kita bisa mencari solusi agar bisa jauh dalam melompat atau cepat dalam berlari. Jadi pendidikan bukanlah soal Hasil tapi Proses.
“PENDIDIKAN TIDAK BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP HASIL, PENDIDIKAN ADALAH MENGENAI MEMAHAMI PROSES”
Sekali lagi pendidikan tidak bertanggung jawab atas kejadian teknis, tapi pendidikan mengajarkan kita bagaimana kita bisa berfikir untuk mengambil keputusan terbaik dan sanggup menerima konsekuensi dari keputusan yang kita ambil. Semakin baik pendidikan seseorang, semakin besar kemungkinan dia akan sukses dari hasil keputusan-keputusan yang dia ambil.
Jadi mulai sekarang, stop mengirimkan meme diatas, karena kita hanya 1 spesies dan wajar jika ujian yang diujikan adalah seragam, karena itu adalah ujian dasar yang harus seorang manusia kuasai untuk menghadapi kehidupannya nanti.
Salam Ocehanburung
Setuju, proses yang jauh lebih bernilai dibandingkan hasilnya. Moga dunia pendidikan di negeri ini semakin baik
saya tidak setuju dengan artikel ini. Pendidikan dimana2 sekarang memang sudah mengarah pada MENGHASILKAN. Tidak berhenti pada proses MEMAHAMI. Proses memahami hanya akan menghasilkan anak2 yang hapalan dan tidak punya inovasi (layaknya pabrik yang menghasilkan satu keluaran botol minuman, samaaaaaa semua). Tolong baca pembelajaran metode Multiple Intelligent!!!! Memang kita satu spesies tidak seperti ilustrasi hewan2 itu, tapi bukan itu yang sedang dimaksudkan dari gambar ilustrasi itu. Yang dimaksudkan adalah SKILL dan Keahlian anak-anak yang akhirnya PADAM (baca: MATI) karena keseragaman proses pembeljaran yang cuman berhenti pada tahap MEMAHAMI. Baca juga tentang kerja OTAK yang mengasah kreatifitas dalam MENGHASILKAN! Maaf tulisan anda sangat tidak memahami tentang pendidikan!
Salah tanggapan admin, saya analogi kan begini, selama dalam pendidikan punya keseragaman, artinya yang dianggap pintar yang nilai bagus, sedangkan untuk yang nilai burik dia akan dianggap bodoh di kelas, hasilnya siswa atau orang tua akan menilai intelegen suatu orang dari nilai yang dihasilkan dengan pendidikan keseragaman yang berarti keseragaman itu menutup pintu bakat dia yang lain, yang di foto benar sekali, fakta di lapangan pendidikan saat ini membuat yang tidak bisa adaptasi karena memang bukan pintar nya disana dianggap bodoh, menurunkan kepercayaan diri, diskriminasi, makanya banyak orang sukses rata rata tidak manjur dalam pendidikan nya, seharusnya anda tahu mengapa hal itu terjadi
Saya jarang balas comment, tapi saya mau balas ah…
Menurut saya, ada hal2 dasar yang memang harus dikuasai oleh setiap individu sebelum dia dilepas untuk ke kehidupan yang keras ini. Seperti berhitung, Agama, Hukum alam, seni, Hal2 Dasar itu harus standar semua harus seragam menguasainya. dan itu bagus untuk pijakan mereka kedepan.
Setelah memahami dan mengerti hal2 dasar itu, selanjutnya mereka bebas memilih apa yaung mereka suka untuk bertahan dihidup dengan menjalaninya sesuai dasar ilmu tadi.
Soal nilai angka, paksaan orang tua, itu lain hal dan tidak dalam konteks tulisan ini.