Rani dan Rama (Sebuah Cerpen)

Jika ada yang bertanya apakah cinta itu buta, mungkin aku tau jawabannya.

Aku tau pasti kalau dia sudah beristri, sudah berumur dan anak paling besarnya hampir sebaya denganku, Tapi itulah aku, seorang wanita yang mudah jatuh cinta pada orang yang jauh lebih tua dariku, dan kebiasaan inilah yang seringkali memasukkanku pada masalah yang seharusnya bisa dihindari dan tidak harus terjadi, kejadian ini bukan yang pertama kali dan hari ini hal itu terulang.

Aku tidak tau siapa yang salah diantara kami, aku yang terlalu lemah menghadapi rayuannya ataukah dia yang memang menjadi begitu berani karena tau aku menyukainya.

Tapi yang jelas, hari ini aku merasa telah menghancurkan sebuah rumah tangga lagi.

Istrinya memergoki kami sedang berduaan dikamar hotel.

Aku tidak bisa apa-apa, aku hanya bisa menutupi tubuh polosku dengan sprei ranjang yang ada disana

Sedangkan dia, dia sudah pucat pasi menghadapi wajah istrinya yang cukup gemuk dengan amarah yang lebih dari seekor singa.

Moment terbaikku muncul ketika si istri mengusirku keluar dengan kalimat yang sudah mulai terbiasa aku dapat.

“Hi pelacur!!! Wanita murahan!!! Pergi kau!!! Jijik aku melihatmu disini!!!!

Dan saat itulah aku bisa pergi dan tidak perlu lagi mendengar pertengkaran mereka.

Aku menyambar pakaianku yang bisa aku sambar, dan berlalu dari sana, Seringkali aku berfikir bahwa apa yang para pria itu katakan ada benarnya.

Bahwa istri seringkali merasa sudah berhasil mengunci pria pujaannya setelah prosesi ijab kabul selesai, dan seiring berjalannya waktu, mereka mulai merasa memimpin, menyetir, dan ketika anak2 mereka lahir, Mereka seringkali merasa bahwa tugas utama istri hanya mengurus anak dan mulai mengabaikan kebutuhan suaminya.

Tubuh dibiarkan menggemuk, Jarang sekali berhias ketika suami pulang, sering kali cepat naik pitam ketika uang tidak cukup, dan selalu saja menjadikan anak dan materi untuk membuat mati kutu suaminya.

Semua itu tentu saja membuat seorang suami yang seharusnya memimpin dan paling menentukan dalam sebuah keluarga menjadi risih dan tidak nyaman.

Aku tau laki-laki, mereka hanya mahluk yang butuh memuaskan birahinya, hanya itu, ketika kau bisa membuatnya puas, maka kau akan bisa mendapatkan segala, dan anehnya, hal kecil ini pula-lah yang seringkali dilupakan para wanita sehingga muncul berbagai masalah rumah tangga. Yaaahh, setidaknya itu yang aku tau selama aku menjalin hubungan dengan banyak pria beristri.

Aku tidak memberi mereka apapun selain kehausan mereka atas apa arti birahi dan asmara yang sebenarnya.

Mereka aku buat kembali merasa muda.

Mengingatkan kembali bahwa laki-laki adalah seekor singa yang layak dilayani.

Aku merawat tubuhku dengan sebaik mungkin dan aku mempersembahkannya untuk mereka. hanya itu, dan aku bisa mendapatkan semuanya.

Lalu, apakah aku salah???

Apakah aku salah jika telah mengembalikan rasa percaya diri para suami itu yang jiwa kepemimpinannya sudah mulai hilang karena pasungan para istri yang telah merasa berhak memenjarakan suaminya sementara dia dia juga lupa bahwa suami adalah imam tertingginya.

Itu pertanyaan besarku pada para istri yang sok menguasai suaminya namun lupa akan tugas utamanya.

Aku bergegas masuk kedalam lift dan baru bisa bernafas lega ketika lift itu tertutup.. aku menyambar kaosku dan mengenakannya didalam lift. Beruntung celana dalamku masih aku kenakan dan aku dengan sigap melapisinya dengan jeans ketatku.

“Oh sial… braku tertinggal!!!” Runtukku dalam hati.

Aku mengeluarkan hpku dan aku menghubungi seseorang, aku buka list contactku, aku bingung menentukan siapa yang akan aku hubungi. Semua kontak ini aku yakin bakal mau melakukan apapun untukku, namun aku harus memilih, yang terkeren dan yang paling aman untuk aku minta bantuan.

Akhirnya aku menentukannya, aku memilih om rama untuk bisa menjemputku di lobby hotel pagi ini.

Ada kemungkinan rama malah akan mengajakku kembali untuk booking kamar disini, tapi aku terima kemungkinan itu, yang penting aku bisa lepas dan dapat perlindungan dari wanita tambun yang pasti sangat ingin membunuhku itu.

Kalau kau tanya bagaimana hubunganku dengan rama,  aku juga tidak tau,  dia adalah pria yang tidak pernah bisa aku lupakan, dia adalah role model dari semua pria dewasa yang pernah aku dekati dalam pencarian cinta sejatiku.

Namun semakin aku mengenal banyak pria dewasa, malah semakin membuatku yakin bahwa rama adalah pria idamanku. Tapi sayangnya, dia seorang suami dan seorang ayah yang sangat perhatian pada keluarganya, istrinyapun pandai membahagiakannya, tidak seperti ibu tambun diatas tadi.

Usia rama 56 tahun, sedangkan aku terpaut 25 tahun darinya, tapi itulah anehnya aku, aku sangat mudah jatuh cinta pada pria yang seharusnya layak untuk jadi ayahku, dan rama, pria jantan itu, selalu bisa membuatku kembali kepelukannya ketika aku tidak punya siapa-siapa. dan diapun tidak pernah menolak apapun yang aku inginkan, dia pria satu-satunya yang tidak pernah memaksa namun tidak juga menolak ketika hasrat kami sama-sama memuncak.

Belaiannya, suara beratnya, dan meranggasnya janggut kasar di dagunya membuat aku begitu cepat terlena dan hanyut dalam dekapannya.

Rama, dan saat ini aku tengah menunggu nada sambung ke hpnya yang belum juga dia angkat, Aku mendengar suara diseberang sana, suara yang selalu bisa membuatku ingin bermanja.

“Hi rani, ada apa…”

“Mas, bisa tolong aku… jemput aku di marriot ya… pleaseee..” kataku memelas.

“Oohh.. okey.. you doing something wrong again didn’t you?? “

“Enggaaaa… ” jawabku berdusta.

“Thats okey ran, I know you very well, I’m on the way okey, just wait there, mis u so much ran…”

“Oke…” jawabku.

Kata mis u dari rama selalu bisa membuat aku bergairah.

Aku menulis pesan untuknya karena aku tidak mampu menahannya.

“Should I book a room for us today in here ram??? I mis u so much too..” tulisku dan mengirimnya.

“My pleasure ran, use my credit card okey, u bring my credit card that I giving you for emergency case?? And its an emergency case for us….”

Aku tersenyum dengan balasannya, ya ini mendesak, sangat mendesak!!! Terutama untukku yang belum selesai tadi,

Sebenarnya rama ada rapat pagi ini, tapi dia lebih memilih disini bersamaku karena kami sangat saling rindu. Rasa lelah kami setelah memadu kasih, membuat aku hanya bisa meringkuk mendekap tubuh harumnya. Rama memang bisa menjaga tubuhnya, di usianya yang bisa dibilang tidak muda lagi, dia mampu tetap tegar, perkasa dan mampu memenuhi kerinduan usia mudaku.

Bisnisnya yang banyak dan berkembang pesat membuat rama tidak bisa diam diusia yang buat orang lain justru saatnya istirahat.

Dia mengelus kepalaku, dan aku semakin merapatkan tubuhku ke tubuhnya, aku tak ingin kehilangan dia saat ini. aku mendekapnya dengan erat.

“Aku harus ke kantor ran…” katanya lembut.

Bukannya melepas tapi aku malah semakin melekatkan diriku padanya.

“Oke then, one more round, then you release me to go right..?” Katanya padaku.

Aku memandangnya… dan tersenyum lalu mengangguk…

Dan pagi itu, kembali menjadi pagi yang terbaik untuk diriku, setidaknya hingga dia pergi setelah kami membersihkan diri bersama, Namun, sebaik apapun Rama, Rama memang bukan milikku, dan aku harus rela melepasnya, dia sudah punya kehidupan yang sempurna disana. istri yang setia dan tetap cantik diusianya yang tidak muda lagi, dan anak-anak yang pintar serta tidak kalah keren dengan ayahnya.

Sedangkan aku.. aku hanya wanita yang sangat ingin sekali ikut merasakan memiliki seorang pendamping seperti rama, Tapi itu hampir tidak mungkin, Rama sangat menyayangi anak dan istrinya.. aku tau itu.

Pernah suatu saat rama mengenalkan aku dengan anak sulungnya, namanya indra, dan banyak wanita yang tergila-gila padanya, dan aku, walaupun indra tidak jarang mengirimi aku pesan.. tapi naluriku sangat sulit untuk bisa menerimanya. seringkali aku berfikir bahwa kesukaanku pada pria lebih tua adalah sebuah kutukan yang aku tidak tau karena apa.

Aku melongok hpku. dan pesan dari indra ada disana.

“Hi ran.. apa kabar??”

Aku belum memutuskan untuk membalasnya. Hari itu aku memutuskan untuk tidak masuk kantor.

Aku lelah walaupun aku bahagia karena bisa memadu kasih dengan rama.

Aku lempar hpku ke atas kasur. Dan hari ini aku sempatkan melihat tumpukan bingkisan yang datang ke apartemenku, semua dari pria yang pernah aku kencani, memang, pria mature sangat lebih royal jika mereka sudah bertemu dgn wanita muda yang dia suka.

Semua sudah kubuka, tinggal amplop kecil putih yang entah sudah berapa lama disana, aku mengambil amplop itu.

Dari ibuku, entah sudah berapa lama aku tidak bertemu ibuku.

Aku membuka amplop itu dan ada sebuah foto disana.

Itu foto Rama!!

Dan ada tulisan dibawahnya.

“Jika kau masih marah karena ibu tidak pernah mau menjawab menjawab pertanyaanmu tentang siapa ayahmu, dialah ayahmu. Bajingan yang tidak pernah mau bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan… Maaf kan Ibu…”

Aku terdiam dan Kosong.

Ocehanburung

Seorang yang sangat memperdulikan keutuhan dan harga diri bangsanya...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *