Perjalanan Kami ke Sukabumi
Disclaimer : jika ada yang malas membaca karena panjang. Lihat saja Youtube Channel kita.
Klik : Ocehanburung Channel
Hari sabtu dan minggu, Tanggal 14 – 15 Mei 2022 kita berkesempatan untuk melakukan Trip singkat dan dekat. Karena esok harinya, Senin 16 Mei 2022 adalah tanggal merah bertepatan dengan hari Raya Waisak.
Destinasi yang kita tuju adalah Sukabumi. Sebenarnya bukan Kota Sukabumi yang utama kita ingin rasakan pada trip kali ini, namun lebih kepada merasakan Sensasi naik kereta menuju ke kota tersebut.
Perlu diketahui, bahwa pemberangkatan ke sukabumi menggunakan Kereta api dari Bogor dapat di akses melalui Stasiun Paledang atau melalui Statsiun Batutulis, dan ternyata perjalanan Bogor – Sukabumi cukup banyak peminatnya, sehingga istri saya harus memesan tiket 1 minggu sebelum jadwal keberangkatan. Karena pemesanan untuk minggu yang sama sudah penuh. Kami memesan melalui Traveloka baik untuk tiket kereta ataupun hotel.
Entah ini berlaku setiap minggu atau karena pemesanan kita bersamaan saja dengan Peak Season. Yang jelas, Pesan tiketlah jauh-jauh hari agar lebih aman.
Kita memesan tiket sekalian untuk Pulang dan Pergi.
Pergi : 14 mei 2022 Bogor – Sukabumi. Jam 08.34 WIB Kelas eksekutif Rp. 80.000 via Traveloka 2 tiket
Pulang : 15 mei 2022 Sukabumi – Bogor Jam 17.00 WIB Kelas eksekutif Rp. 80.000 via Traveloka 2 tiket
Total tiket : Rp. 320.000
Info :
- Untuk kelas Ekonomi harganya Rp. 40.000. (Perbedaannya pada Colokan Charger dan bangku Statis tidak bisa di Adjust). Jika ingin mendapatkan pemandangan yang berbeda (Pulang dan Pergi) maka pesanlah dengan nomor bangku yang sama. Namun ini tidak berlaku jika pulang dimalam hari, karena pemandangan sama sekali tidak terlihat.
- Untuk Teknis Penyerahan tiket, agak berbeda antara info di website dgn actual di stasiun. Di Stasiun tiket harus dicetak dan didamping dengan KTP serta minimal vaksin 2 kali. Sedangkan di Website tiket tidak perlu dicetak karena untuk mendukung Go Green.
(Doc.Tiket. Koleksi Pribadi)
Perjalanan Menempuh Waktu 2 Jam. Dan karena baru pertama kali, maka pemandangan sepanjang perjalanan begitu menyenangkan, kita lewat Kota bogor yang biasa kita lewati dengan kedaraan pribadi, lalu kita bisa melihat indahnya Gunung salak, Sungai yang besar, dan Hamparan sawah yang begitu luas sepanjang perjalanan. Tidak lupa juga banyak anak kecil yang digendong oleh ibunya yang memang sengaja untuk melihat kereta api lewat dan tidak jarang dari mereka melambaikan tangan kepada kita (sebenarnya kepada kereta yang lewat sih… hehehehe..) dan saya sudah pasti membalas lambaian itu dengan semangat. Hahahahhahaa….
Ini sebagian foto2nya.
(Dok. Koleksi pribadi)
Sampai di kota sukabumi sekitar pukul 10.30, kita langsung oder Grab untuk menuju Hotel yang sudah kita pesan bersamaan dengan pesan tiket kereta minggu lalu, kita pilih Hotel yang paling dekat dengan stasiun kereta berdasarkan informasi dari Google. Hotel Horison Sukabumi.
Kita ambil kamar Plus Breakfast : Rp. 860.000/malam
Rp. 860 ribu adalah harga yang tinggi, karena kita memesannya pada saat peak season, sehingga harga naik. Jika tidak peak season, harga kamar+breakfast hanya Rp. 680 Ribu. (info receptionist)
Pada saat persiapan check in sempat ada perubahan kamar karena kamar pertama yang kita pilih ternyata adalah smoking Room, dan aroma Rokoknya masih sangat terasa, sehingga kita meminta untuk tukar kamar dengan kamar yang lebih baik. Pelayan Hotel Horison cukup sigap memenuhi permintaan kita. Perlu di perhatikan pada saat pemesanan, harap berikan notes atau permohonan khusus untuk smoking atau non smoking room nya, sehingga nanti pihak hotel akan mempersiapkan sesuai dengan permintaan kita.
Dan istirahat.
(Dok. Pribadi. Suasana Lobby Hotel Horison)
Namun istirahat kami tidak lama, Terus terang ketika kita memutuskan berangkat ke sukabumi, kita belum tau kemana tujuan wisata terbaik yang harus kita kunjungi disini, karena waktunya juga tidak lama.
Namun ada kawan saya dan kawan istri yang secara tidak sengaja mengusulkan untuk harus berkunjung ke Suspension Bridge Situgunung yang sedang viral. Tanpa fikir panjang kita langsung berangkat menuju kesana setelah Sholat Zhuhur dan sebelumnya sebentar ke Starbuck sekedar untuk meminum kopi, sambil menunggu kamar kami siap, lokasinya sangat dekat dengan hotel.
Istri memesan Grabcar dari Hotel – Suspension Bridge Situgunung Rp. 68.000
Beruntungnya adalah…
Driver yang kita dapat sudah cukup sering mengantar pengunjung kesana, sehingga kita dibawa melewati jalan yang tidak mengikuti Google Map tapi masuk ke jalan tikus yang membuat perjalanan lebih cepat.
“Punten, saya bawa lewat jalan tikusya.. karena kalau lewat jalan besar pasti macet…”
Dan kita meluncur.
Dari sopir tersebut juga, kita mendapat informasi bahwa jika pulangnya nanti sebaiknya tidak usah memesan transportasi online langsung dari situgunung, karena tidak akan ada yang pick up. Namun sebaiknya ikut naik angkot merah dulu yang ngetem di Situgunung. Jurusan Situgunung – Cisaat.
Turun di Swalayan Yomart (sebelum masuk pasar cisaat) dan baru dari sana order Transportasi Online.
Sampai Situgunung sekitar jam 3 Sore. Gerimis. Namun karena kita sudah niat, maka kita tetap lanjutkan untuk tetap merasakan Suspension Bridge yang viral itu. Ditambah masih banyak pengunjung lain yang juga semangat untuk tetap kesana ditengah hujan gerimis yang hampir bisa dipastikan akan besar ini.
Ada 3 macam tiket untuk bisa ke Suspension Bridge.
- Tiket Hijau : 100 ribu
- Tiket kuning : 75 Ribu
- Tiket Merah : 50 Ribu
Tiket Kuning dan merah, hampir sama fasilitasnya, banyak lebih jalan kaki menuju lokasinya, dan memang sepertinya wisatawan tidak diarahkan untuk membeli tiket kuning dan merah, walaupun tetap ada yang membelinya, biasannya pasangan muda dan memang ingin lebih lama berjalan ditengah hutan berduaan. Hehehehe..
(Dok Pribadi. Gelang Tiket)
Kita Fokus ke tiket hijau. Tiket hijau ini tiket sakti. Menuju lokasi diantar Mobil atau Motor. Lalu dapat cemilan (Singkon, Ubi, bubur kacang hijau, Kopi, teh hangat) boleh ambil sepuasnya.
(Dok Pribadi. Menunggu Transportasi menuju Jembatan gantung)
Jika kita ingin tambah dengan tiket makan siang, maka kita bisa tambah 25 ribu/ orang untuk makan siang. Saya dan istri sepakat untuk menambah 25 ribu.
Jadi Total untuk 2 tiket hijau dan makan siang adalah Rp. 250 ribu rupiah.
Jika datang pada saat hujan turun, mereka juga memberikan jas hujan plastik secara gratis.
Benar saja, ketika kita sampai di lokasi masuk Jembatan gantung (Suspension Bridge) Hujan turun begitu lebatnya. Sampai- sampai antrian untuk menuju jembatan dihentikan dahulu. Menunggu hujan reda. Dan akhirnya kita menunggu dilokasi yang bisa dibilang hutan belantara ditengah guyuran hujan lebat. Sensasi yang terus terang baru pertama kali saya rasakan, atau mungkin kita rasakan. Menyenangkan dan unik.
(Dok Pribadi. Gerbang suspension Bridge)
Akhirnya hujan berhenti. Dan kita antrian cukup paling depan untuk menuju Jembatan gantung. Hujan masih gerimis karenanya ketika melewatinya kita masih menggunakan jas hujan plastic yang disediakan.
(Dok Pribadi. Suasana di Suspension Bridge)
Setelah sampai diujung jembatan, ternyata masih ada lagi yang bisa kita kunjungi yaitu Air Terjun Curug Sawer. Saya langsung semangat sedangkan istri sudah terlihat Ogah2an. Akhirnya saya melanjutkan menuju curug sawer sendiri dan istri menunggu di pos yang cukup nyaman.
(Dok Pribadi. Curug Sawer)
Setelah selesai dari curug sawer, saya dan istri kembali karena hari sudah cukup sore yaitu jam 16.30. dan kita bergegas untuk pulang. Sesampainya pintu keluar, kita lupa bahwa kita masih punya tiket untuk makan siang. Dan setelah bertanya pada petugas, kita masih punya semepatan untuk mendapatkannya, dan diarahkan ke lokasi restoran makan siang. Nasi goreng dan Nasi+Ayam bakar adalah yang kita pesan.
(Dok Pribadi. Resto Makan siang)
Setelah cukup kenyang kita bersegera untuk pulang, jam sudah menunjukkan pukul 5.15.
Saran dari Sopir Grab kita ikuti, naik angkot Merah di gerbang masuk menuju pasar Cisaat. Turun di Yomart sebelum pasar dan baru memesan Transportasi online dari sana.
Kita memesan dengan tujuan alun-alun Sukabumi. Yomart Cisaat – Alun2 sukabumi : Rp. 25 Ribu.
Tidak lupa saya beli Jagung rebus yang mangkal di masjid samping Swalayan Yomart ketika istri pesan transportasi online. By The Way, jagungnya enak harganya 5 ribu rupiah, nyesel saya pesan hanya satu. Recommended.
Sampai dialun- alun sektiar pukul 18.30 sore dan langsung kami sholat magrib di Masjid agung Sukabumi. Masjid yang cukup besar dan ramai dikunjungi karena memang ini berdampingan dengan alun-alun sukabumi.
(Dok Pribadi. masjid Agung Sukabumi)
Setelah Sholat Magrib, atas saran kawan juga kami mencicipi Sate yang cukup terkenal disekitar alun-alun Sate H. Mamat. Kami pesan 10 tusuk Sate Ayam, 5 tusuk Sate maranggi, 1 mangkuk Sop sapi, 1 porsi nasi dan 3 air mineral. Total Rp 114.000 (Awalnya kami merasa cukup mahal, tapi setelah difikirkan, sepertinya standar harga wisatawan sih… Okelah.. dan lagi Sate ayamnya enak.. Juicy!!)
(Dok Proibadi. Sate H. Mamat)
Perut kenyang, Lelah seharian “mendaki gunung” + sudah larut. Saatnya istri memesan transportasi online untuk Kembali ke Hotel. Dan kami tidur dengan nyenyaknya.
Selamat malam SUKABUMI.
Pagi. Minggu 15 Mei 2022.
Jam 5 pagi. Kami sudah terjaga. Sholat dan check Status Social media, karena seharian kemarin kita Spam dengan status kita di Situgunung. Cukup banyak yang like. Kami bahagia.. hahahahaha…
Jam 6 kita turun untuk sarapan. Sarapan hotel adalah salah satu hal yang saya paling tunggu, karena saya termasuk penyuka menu sarapan hotel. Terutama hotel dengan bintang yang cukup bagus. Menu khas dan Tradisional setempat seperti, Sosis, Bubur ayam bubur kacang hijau, Roti bakar, nasi Goreng, Cemilan, Air minum berbagai rasa. Adalah yang saya tunggu-tunggu untuk bisa saya dan istri nikmati. Karenanya Jam 6 adlaah waktu terbaik untuk mencicipi semua karena suasana relatif masih sepi dan menu masih lengkap.
Dan menu di Hotel Horison Sukabumi ini cukup enak dan nyaman diperut kami. Dari jam 6 sampai jam 7.15 kami mencicipi semua yang kami suka disana. Enak dan puas.
(Dok pribadi. Sebagian Sarapan dan kekenyangan)
Pukul 7.30 kita berencana untuk membeli oleh-oleh makan khas Sukabumi. Setelah Check via Google, lokasi Mochi Kaswari Lampion tidak begitu jauh dari hotel, kami memutuskan untuk jalan kesana. 1.1 Km. Kami sempat salah lokasi. Namun akhir menemukan lokasi yang benar.
(Lobby Mochi Lampion)
Tempatnya cukup luas, dan banyak pilihan makanan. Tapi Mochi dan Makanan yang mereka jual memang beda rasanya, Mochi Kacang hijaunya enak dan Kue Soes Duriannya benar benar harus anda coba!! Terutama untuk penggemar durian. Sayangnya produk mereka hanya kuat untuk 3 hari saja sehingga hanya keluarga yang lokasinya dekat saja yang bisa kami berikan. Mohon maaf.
Setelah itu kami kembali ke hotel, dan atas saran pengawai Toko mochi kami naik angkot warna kuning nomor 15 yang kebetulan langsung menuju Hotel kami, seharusnya disarankan warna putih. Waktu menunjukan jam 10.
Jam 11 kami memutuskan untuk Check out dari hotel dan menuju destinasi liburan terakhir kami yaitu. Gor Merdeka Sukabumi yang letaknya masih didalam komplek alun-alun kota sukabumi dan juga masih dekat dengan masjid agungnya. Kita menggunakan Grab dengan Jurusan Hotel Horison – Baznas (Sebelah Gor Sukabumi) Rp. 35.000.
Di Gor sukabumi hari minggu itu banyak orang berolah raga dan hunting makanan disekitar gor yang memang banyak mangkal disana. Jogging track dan Arena olahraga dipenuhi oleh Orang-orang yang menikmati hari minggu mereka. Bersyukur Wabah Covid berangsur menghilang dari negeri ini.
Kita memilih untuk menikmati makanan dan minuman di Food Court gerai UMKM Titik Juara. Masih tetap sambil menggeret Koper yang kini bertambah beratnya karena plus oleh-oleh makanan didalamnya.
(Dok Pribadi. Alun-alun dan Food Court Sukabumi)
Kami duduk disana sampai menjelang waktu Zhuhur dan setelah itu bergegas menuju masjid agung kembali untuk Sholat Zhuhur. Setelah solat zhuhur, Khadarullah, hujan turun dengan derasnya, sehingga kami memutuskan untuk menunggu dan istirahat lebih lama didalam masjid agung. Tidak hanya kita, cukup banyak Pengunjung yang juga berteduh dihalaman masjid karena memang hujan sangat besar.
Jam 14.30 setelah hujan cukup reda, kita mencari rumah makan untuk makan siang, Ayam goreng adalah yang kami tuju. 2 Porsi : Rp. 56.000
Selesai makan. Jam 15.00 istri saya memesan Transportasi Online untuk menuju Stasiun, kami berangkat Pintu timur alun-alun (dekat Telkom) – Stasiun Sukabumi : Rp. 25.000
Sampai Stasiun Sukabumi sekiar pukul 15.30 dan kita langsung sholat ashar. Setelah itu Berfoto di stasiun sambil menunggu Kereta kami datang.
(Dok Pribadi. Suasana Stasiun Sukabumi ketika pulang)
Jam 17.00. Kami sudah didalam Kereta dan kereta berangkat menuju Bogor.
Saat pulang, tidak banya pemandangan yang bisa kami lihat karena kondisi malam hari yang gelap. Jadi kita memutuskan untuk memejamkan mata karena juga. Lelah kemarin masih belum terbayar lunas.
Kita tertidur. Dan tidak terasa sudah sampai Bogor. Pukul 19.00
TERIMA KASIH SUKABUMI.
Ini total biaya yang kami habiskan selama di sukabumi :
- Tiket 4 PP Rp @80.000 x 4 = 320.000
- Starbuck (menunggu Check in) = 188.000
- Hotel Horison + Plus Breakfast = 860.000
- Grabcar dari Hotel – Suspension Bridge Situgunung = 68.000
- 2 tiket hijau Suspension Brigde dan makan siang = 250.000
- Angkot Situgunung – Cisaat = 10.000
- Grabcar Cisaat – Alun2 Sukabumi/Masjid Agung = 25.000
- Sate H. Mamat = 114.000
- Grabcar Alun2 – Hotel = 27.000
- Oleh2 Mochi = 390.000
- Angkot Mochi – Hotel = 10.000
- Grabcar Hotel – Gor Merdeka = 35.000
- Jajan Food Court : 30.000
- Makan siang Ayam Goreng = 56.000
- Grabcar Masjid Agung – Stasiun Sukabumi = 25.000
TOTAL : RP. 2.470.000 atau ≈ 2.5 Juta. (Biaya kami dua orang, belum termasuk tips-tips dan bisa kurang atau lebih sesuai kebutuhan yaaa…)
Okay. See you in our Next journey. Salam Ocehanburung.