Pesan dari saya untuk Sandiaga…
Terus terang saya kecewa ketika Sandiaga Uno di putuskan untuk menjadi Nomor dua dalam ajang Pilkada DKI 2016 ini. Seorang yang menurut saya masih “segar” di dunia politik ini seharusnya bisa menjadi angin sejuk baru bagi warga Jakarta yang sudah mulai muak dengan perang politik yang tidak pernah berhenti mencekoki otak mereka.
Sandiaga yang matang dalam dunia entrepreneur dan saya yakin mampu mensinergikan jiwa mandiri dan semangat untuk bangkit dan berdiri diatas kaki sendiri dengan potensi Kota Metropolitan yang menjadi barometer atas kuatnya bangsa Indonesia ini, jelas sudah sangat nyata bisa membawa Jakarta mencapai titik terbaiknya dengan waktu yang saya kira tidak begitu lama.
Sunnah nabi dari agamanya yang sudah dijalankan Oleh Sandiaga Uno dengan baik yaitu untuk berwirausaha, atau dengan bahasa saat ini dikenal dengan Enterpreneur, sebetulnya bisa sangat membantu bangsa ini, dan bisa dimulai dari Jakarta agar pendapatan Daerahnya menjadi lebih baik dan bisa lebih merata dalam membangun kesejahteraan penduduk Jakarta terutama untuk rakyat Jakarta menengah ke bawah. Saya yakin Uno juga seharusnya memiliki ide atau rencana yang cemerlang untuk Jakarta agar tidak terus menerus lebih memanjakan para pemain kelas kakap dalam berdagang seperti pemilik Mall-Mall besar yang gedungnya mentereng megah di Jakarta, Uno pasti akan lebih memanfaatkan dan meningkatkan usaha kecil untuk bisa lebih sejahtera dan tumbuh subur agar kesenjangan di Kota Jakarta bisa dihilangkan dan pembangunan serta kesejahteraan ekonomi menjadi jauh lebih merata.
Jiwa Wirausaha Sandiaga seharusnya bisa merubah Total Kota Jakarta yang saat ini sangat jelas sangat mendahulukan kepentingan pemain besar daripada membangun potensi pengusaha kecil milik sendiri. Nelayan yang tersingkir, pedagang kaki lima yang diusir, Rumah kecil mereka yang digusur, dan kebijakan lain yang sangat jelas pada akhirnya akan digunakan untuk para pengusaha besar yang memang akan terasa sangat lebih menguntungkan bagi pemimpinnya dibanding hanya mendapatkan pahala jika harus membina dan memfasilitasi para pedagang kecil dan pengusaha mikro agar bisa menjadi tulang punggung pembangunan ibukota Negara kita ini.
Sandiaga uno yang sudah sejak setahun belakangan ini dengan ikhlas mau turun ke bawah, menyentuh, menyapa dan mendengar rakyat kecil untuk bisa menjadi masukkan dan tambahan pengetahuannya sebagai bekal dia maju pada Pilgub nanti, terasa menjadi kurang begitu dihargai oleh Partai yang mengusungnya.
Menurut saya, Menjadikan Uno hanya sebagai Calon wakil Gubernur adalah kesalahan pertama yang di putuskan oleh Partai yang mengusungnnya.
Tapi seperti saya katakan sebelumnya bahwa “Jiwa Besar memang tidak untuk sembarang orang…”
Dan Sandiaga S. uno membuktikan kalimat saya dengan sangat gamblang. Beliau yang selalu merendahkan diri dihadapan para pesaingnya dan para seniornya di dunia politik, menerima dengan hati dan Jiwa yang besar walau hanya sebagai Bakal Calon Wakil Gubernur.
Namun apa mau dikata, bahwa dalam berpartai Politik tidaklah ada yang abadi kecuali kepentingan mereka akan sesuatu, dan Sandiaga sadar dia sudah masuk didalamnya, karenanya dia harus menyadari itu.
Saat ini, saya hanya bisa berharap bahwa dengan dijadikannnya Sandiaga sebagai Calon Wakil Gubernur, maka semoga saja ide dan gagasan Sandiaga yang terlihat akan lebih mementingkan kesejahteraan pengusaha kecil dan Mikro tidaklah terhalangi oleh kepentingan sesaat yang menggiurkan yang ditawarkan para pemain besar mafia dari bangsa ini.
Saya hanya berharap Sandiaga Uno bisa terus Istiqomah dalam niat Baiknya untuk bisa membangun dan Merubah Jakarta, dari yang semula hanya untuk mereka yang kuat dan kejam, menjadi Jakarta yang tenang, Santun, Maju dan Merata pada setiap lini perekonomian dan kehidupannya.
Satu kalimat dari saya untuk anda Pak Sandiaga,
“jangan tinggalkan Politik santun, Jangan lupakan pengusaha kecil, jangan termakan kepentingan segelintir, dan ingatlah bahwa kita bisa kuat berada diatas, karena kokohnya Pondasi dibawah, bangun dan kuatkanlah mereka yang dibawah…”
Salam, Ocehanburung.
