Oknum Turis Timur Tengah dikawasan Puncak harus di Tertibkan

Oknum Turis Timur Tengah di kawasan puncak harus ditertibkan

Lambang_Kota_Bogor

(Sumber Foto)

Apa yang saya tau selama ini, bisa jadi Kenyataannya jauh lebih “seram” dari yang selama ini saya kira. Selama ini saya menyangka bahwa kawasan puncak yang katanya biasa jadi ajang cinta sesaat atau lebih halusnya ajang “kawin kontrak” yang banyak diminati oleh oknum warga negara timur tengah hanya sekelumit fenomena kecil yang tidak harus dirisaukan. Saya selama ini menganggap bahwa itu masih salah satu isu untuk menyudutkan agama mayoritas di negara ini.

Tapi saya tidak ingin mengomentari lebih jauh soal isu “kawin kontrak” didaerah puncak, namun saya lebih tertarik pada membanjirnya warga asing terutama orang timur tengah yang berkunjung atau bahkan menetap sementara di daerah puncak dan sekitarnya dan melebar ke kota bogor. Saya tidak akan menulis ini kalau mereka sebagai tamu dinegara ini bisa tetap berprilaku sopan sebagaimana layaknya seorang tamu. Tapi ternyata apa yang mereka lakukan seringkali tidak seperti tamu pada umumnya yang seharusnya sopan dan santun serta menghormati tuan rumah dari negara yang mereka kunjungi.

Entah kenapa sampai mereka menjadi terasa terlalu bebas di wilayah puncak bogor, apa karena mereka begitu dimanjakan oleh penduduk sekitar sehingga mereka menjadi lupa kalo mereka tamu, atau mereka jadi merasa seperti tuan karena penduduk sekitar terlalu baik sehingga mereka anggap malah seperti pelayan.

Saya tau bahwa ini hanya ulah oknum dari orang timur tengah yang merasa menjadi berkuasa di sekitar wilayah puncak bogor itu karena mereka telalu dibuat merasa nyaman oleh warga sekitar karena mereka dianggap mendatangkan uang untuk warga. Tapi seharusnya itu tidak serta merta membuat mereka menjadi berkurang atau bahkan hilang rasa sopan santunnya pada penduduk dari negara yang mereka kunjungi.

Saya merasakan sendiri hilangnya rasa sopan santun dan tatakrama serta rasa sungkan dari beberapa oknum warga timur tengah yang ada diwilayah puncak bogor itu ketika saya mengunjungi Taman Bunga Nusantara beberapa waktu lalu.

Ketika saya dan beberapa kawan serta istri saya sedang asik menikmati taman jepang sambil foto-foto, tiba-tiba segerombolan pemuda warga negara asing dengan wajah timur tengah yang berjumlah 6 orang mendekati kami dan mencoba mengecoh kami dengan bertanya menggunakan bahasa inggris, serta menanyakan hal-hal yang menurut kami mengada-ada, mereka terus saja begitu walau kami sudah berusaha menolak pertanyaan mereka karena sepertinya beberapa dari mereka sedang dipengaruhi oleh minuman keras atau sejenisnya. Dan yang paling mengejutkan adalah ketika salah seorang dari mereka dengan berani menarik-narik tas milik istri saya yang sedang diletakkan di rumput. Untungnya saya melihat dan dengan segera saya memanggil tukang taman yang ada disekitar untuk membantu mengusir mereka. Melihat sikap saya, mereka segera berhenti mengganggu pergi dari tempat kami.

Itu adalah satu kejadian yang saya alami ada juga beberapa kejadian yang kawan saya alami bahkan di pusat perbelanjaan sekelas Mall Botani Bogor, mereka berani menganggu wanita yang jelas-jelas terlihat tidak menyukai mereka. Entah apa yang bisa membuat mereka begitu beraninya bertindak lebih seperti preman pribumi yang seharusnya sangat tidak layak mereka lakukan sebagai tamu di sebuah negara yang menjamu mereka dengan baik, bahkan mungkin terlalu baik.

Saya merasa, mulai beraninya mereka bertindak seperti itu kepada warga yang menerima mereka dengan baik adalah hal yang bisa berakibat fatal. Hanya karena oknum orang timur tengah yang tidak tau sopan santun, maka akan banyak persoalan kedepan yang akan kita tanggung.

Salah satunya adalah soal isu SARA yang saat ini sedang begitu seksinya untuk gulirkan. Bayangkan jika ada orang yang memang mungkin pada dasarnya tidak menyukai agama tertentu, lantas melihat oknum orang timur tengah yang berada diwilayah puncak dengan tingkah laku seperti itu, maka akan dengan mudahlah mereka membuat isu bahwa agama itu tidak baik dan berbagai kalimat lainnya yang akan sangat mudah memicu isu horizontal yang bisa sangat membahayakan bagi kita sebagai warga, juga bagi agama kita.

Saya beranggapan bahwa ini bukan masalah kecil. Dan sudah sepatutnya dan selayaknya serta sesegera mungkin Aparat, Bupati, Walikota Bogor serta Gubernur Jawa Barat harus turun tangan untuk masalah yang sangat mungkin menjadi besar karena luputnya aparat dalam mengidentifikasi masalah ini. Jangan sampai para oknum warga timur tengah itu semakin merasa “menguasai” wilayah puncak bogor dan sekitarnya sehingga mereka menjadi lupa diri dan lupa akan sopan santun yang seharusnya mereka lakukan sebagai tamu dinegara orang.

Sekali lagi, saya mohon kepada Aparat, Walikota Bogor, Bupati Bogor dan Gubernur Jawa Barat agar mau menoleh ke arah puncak Bogor untuk segera mengantisipasi masalah ini, menertibkan dan mengingatkan para oknum timur tengah itu agar mereka ingat bahwa mereka tamu dinegara ini dan harus menghormati tuan rumah tempat mereka berkunjung.

Ini masalah yang jika tidak segera kita tangani akan menjadi bumerang yang bisa membahayakan

Oh iya, dan satu lagi, mungkin ada baiknya dikawasan puncak bogor itu dilakukan razia visa atau dokumen yang dimiliki oleh para turis timur tengah itu, karena selama ini saya tidak pernah mendengar adanya semacam razia penduduk asing yang dilakukan di kawasan puncak bogor. Ini mungkin bisa menjadi salah satu solusi jitu dalam rangka menertibkan mereka dan mengingatkan mereka bahwa mereka adalah Tamu dan mereka harus Sopan dan Santun pada warga negara yang mereka kunjungi. SOPAN dan SANTUN.

Salam ocehanburung.

Ocehanburung

Seorang yang sangat memperdulikan keutuhan dan harga diri bangsanya...

5 Comments

  1. sangat memprihatinkan sekali yah, dimana kita sebagai tuan rumah malah diperlakukan sebagai pelayan. sudah seharusnya ini memang mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat untuk melihat kondisi wilayahnya sendiri. Mudah mudahan dapat respon yg cepat agar rasa nyaman dapat dimiliki oleh tuan rumah.

    • Iya pak…

      Udah ga ada sopan santun dan rasa takutnya mereka… bantu share pak biar benar2 ada tindakan… Bima Arya baru baca doank tapi kayanya blm ada aksi…

  2. Mereka merasa Bogor miliknya sendiri, yang dikuasainya. Usir lah kalo bisa. Gak nyaman lihat mereka. Pengalaman saya, waktu ada pelatihan di Bogor, mampir ke pizza hut, pasangan Timur Tengah tidak malu-malu bermesraan di depan umum. Paraaah!

  3. Waaaah sudah separah itu yaaa :O :O
    Ck ck ck… orang timteng masih banyak yang jahil yah, masih seperti jaman jahiliyah dulu. 🙁

    • Dan tentunya, tak sepantasnya kita orang indonesia mengagung-agungkan orang timteng atau orang arab. Mereka tidak lebih baik daripada kita. Tidak semua orang timteng/arab perilakunya seperti muslim. 😐

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *