Tentang Sripeni Inten dan Blackout PLN

Tentang Sripeni Inten dan Blackout PLN

Sripeni

(Sumber Foto)

Entah kenapa ketika melihat Ibu Sripeni Inten saat berhadapan dengan Presiden Jokowi, Hal pertama yang saya lihat adalah wajah “tidak menyangka” bahwa hal tersebut benar-benar terjadi. DKI, Jawa Barat dan Jawa Tengah total tidak teraliri Listrik sebagaimana biasanya. Aliran listrik mati Total tidak kurang dari 5 Jam. BLACKOUT!!.

Wajah Shock itu jelas saya lihat, raut yang Nampak belum bisa menyerap semua informasi dari bawahannya perihal tragedi PLN ini harus dia sembunyikan kuat-kuat karena public tidak mau tau soal itu.

“Anda Dirut PLN! Dan anda harus bertanggung jawab!!!” Begitu kira-kira apa yang ada dalam benak rakyat kebanyakan.

Memang tidak bisa disalahkan jika rakyat “marah” dan “kesal” karena kejadian ini, dimana jaman yang sudah sangat berubah yang membuat kita begitu menggantungkan hidup lewat aliran Listrik. Sebut saja, satu benda, pasti kita butuh listrik untuk mengoperasikannya, baik itu secara langsung ataupun tidak. Dan Ibu Sripeni harus mengakomodir semua itu.

Hampir 12 tahun kejadian ini tidak pernah terjadi, bahkan terus terang sayapun lupa kapan Mati listrik secara massal ini pernah terjadi, namun menurut Presiden Jokowi bahwa tahun 2007 ini pernah terjadi, namun terus terang, saya tidak ingat. Saya salute Pak Jokowi bisa ingat itu.

Sripeni belum lama menjabat sebagai Direktur, bahkan belum 1 bulan dari Direktur sebelumnya yang terjerat kasus Korupsi dan sudah ditetapkan tersangka oleh KPK. Sripeni sedang “meraba” tempat kerja barunya, dia sedang beradaptasi, sedang membangun emosi, dan sedang berusaha menyatu dan menganalisa sekelilingnya, orang-orang terdekatnya dan juga posisi dia yang baru dia rasakan beberapa hari itu.

Karenanya Jelas, ketika menghadapi tatapan Presiden Jokowi yang begitu kuatnya meminta penjelasan sesingkat dan sesimple mungkin pada beliau, dan sepertinya Jokowi menempatkan dirinya pada posisi “rakyat yang sedang marah/kesal” juga, maka semakin buyarlah focus Sripeni dalam menghadapi hal ini, karenanya tidak ada jalan lain untuk Sripeni selain berbicara sesuai dengan slide yang disediakan sebelumnya. Terasa hambar, flat dan standar. Dan Itu bukan yang diinginkan oleh Jokowi. Presiden mengharapkan penjelasan yang simple, pada akarnya, dan seperti biasanya “mudah dicerna”, dan itu tidak beliau dapatkan dari penjelasan Sripeni yang lamanya hampir 10 menit itu.

Alhasil, Jokowi meanggapi dengan kalimat pendek dan menyelipkan sindiran dan akhirnya langsung pergi.

Ibu Sripeni tidak beruntung, Ya, itu jelas, dan tidak usah diperdebatkan lagi, karena baru beberapa minggu menjabat langsung di hadapkan pada masalah besar ini.

Rakyat kesal karena listrik mati, ya itu juga tidak salah.

Namun  kita sebagai seorang manusia yang pasti membutuhkan adaptasi dalam hal apapun juga, seharusnya bisa lebih bijaksana memperlakukan Ibu Sripeni pada situasi ini. Saya hampir yakin 100 % bahwa memang kejadian ini tidak sempat sedikitpun tersirat sebagai hal yang paling utama dalam benak Sripeni untuk difikirkan ataupun dilakukan, karena beliau menggantikan Direktur sebelumnya atas hal kasus Korupsi, tentu tentunya dan seharusnya hal yang paling utama beliau fikirkan adalah bagaimana membersihkan PLN dari sisa-sisa “pengikut raja lama” dan budaya-budaya Korup yang ada ditubuh PLN. Itu pasti focus beliau.

Tapi ternyata takdir berkata lain, Sripeni harus berhadapan dengan hal teknis paling mendasar yang terjadi di PLN. Yaitu ALIRAN LISTRIK MATI. Hal yang seharusnya sudah menjadi perhatian utama para pegawai/pemimpin PLN,  walaupun Sripeni tidak ada disana.

Mari kita bijaksana dalam menghadapi hal ini.

Jangan tinggikan emosi kita, Jangan berfikir mudahnya saja, mari beri kesempatan Ibu Sripeni Inten untuk bisa membuktikan bahwa beliau mampu merubah PLN menjadi lebih baik dari saat ini.

Oh iya… satu lagi, jangan cepat-cepat ditinggal pergi kalau seseorang sedang ingin menjelaskan sesuatu ditengah kuatnya tekanan publik.

 

Salam Ocehanburung.

Ocehanburung

Seorang yang sangat memperdulikan keutuhan dan harga diri bangsanya...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *