Sudut Pandang berbeda dari kasus First Travel

Sudut Pandang Berbeda dari kasus First Travel.

Rumah yang besar, Mewah dan Foto-foto Traveling keluar negeri pasangan pemilik bisnis Travel yang sedang diselidiki oleh Polisi ini tengah ramai menghiasi lini masa social media. Adalah First Travel, sebuah agen travel Umroh yang sangat fenomenal sejak 2 tahun belakangan karena “gebrakannya” yang berani memasang harga yang begitu murahnya untuk sebuah perjalanan ibadah Umroh.

Saat hampir semua agen umroh lain hampir seragam dengan memasang harga sekitar 20 – 23 juta untuk umroh regular (umroh biasa), First Travel mendobrak semua itu, untuk Umroh dengan fasilitas yang hampir sama dengan Paket Reguler dari Travel lain, First Travel berani mematok harga yang cukup jauh berbeda, yaitu hanya 14,5 juta saja.

Tentu saja ini penawaran yang sangat menggiurkan bagi mereka yang sudah sangat ingin menginjakan kakinya di Tanah haram sebagai symbol puncak ibadah tertinggi agama yang dianutnya, Islam.

Saya merasa cukup mengikuti perkembangan agen travel First travel ini terutama lewat Social media Facebook, karena di social media tersebut First Travel juga memiliki Page, dan karena penasaran dengan Harga yang ditawarkan, maka saya memfollow page tersebut dan otomatis selalu mendapat info terbaru dari Travel tersebut. Antusias masyarakat terlihat sangat besar dengan penawaran paket Promo 14.5 juta. Dari tiap statusnya, tidak kurang dari minimal 1000 Comment yang menanyakan bagaimana cara dan teknis pendaftarannya. Dan admin dari Travel tersebut juga sangat aktif membalas semua pertanyaan serta caranya. Dari jawaban admin pada grup tersebut, terlihat memang “agen” First Travel sudah cukup luas tersebar, karena Admin tidak pernah lupa menanyakan lokasi untuk mengarahkan ke tempat terdekat untuk bisa mengurus pendaftarannya.

Sebetulnya, sejak awal saya membaca rule dari paket Promo yang diadakan dari First Travel ini, saya sudah mengira bahwa, First Travel menggunakan teori bisnis yang memang tidak pernah bosan para “bisnismen” menggunakannya agar usahanya cepat berkembang dan menguntungkan, yaitu menggunakan teori Ponzi.

Ciri dari penggunaan teori Ponzi pada suatu bisnis sejauh penglihatan saya ada 2, pertama adalah dengan membebani peserta dengan kewajiban untuk merekrut orang lagi agar keuntungan bisa diperoleh biasanya digunakan oleh MLM, dan yang kedua adalah dengan memberikan jeda (beberapa waktu) antara saat “menanam modal” dengan “realisasi” .

First Travel menggunakan metode ke 2, yaitu dengan memberi jeda antara “saat menanam modal” dengan “Realisasi” dari “keuntungan modal” tersebut, yaitu bahwa jika jamaah yang memilih paket Promo, maka Jamaah harus membayar sekarang untuk pemberangkatan 6 bulan sampai 1 tahun ke depan, jadi jamaah tidak langsung berangkat saat itu walau mereka sudah lunas membayar uang sejumlah paket promo yaitu 14.5 juta rupiah. Jeda waktu yang diberikan First Travel pada Jamaahnya bisa dibilang sama sekali tidak masalah karena pada saat yang bersamaan yaitu sejak tahun 2014 – 2017 saat ini, untuk pergi haji dibutuhkan waktu tunggu yang jauh lebih lama dari pada hanya sekedar menunggu 1 tahun saja. bayangkan, untuk Haji Reguler didaerah yang padat penduduk muslimnya seperti tempat saya tinggal yaitu Jawab Barat, waktu tunggu untuk pergi haji adalah 10 tahun. Dengan situasi demikian, maka menunggu 1 tahun untuk bisa ketanah suci, itu adalah hal yang sangat menggiurkan. Karenanya maka berbondong-bondonglah umat yang sudah sangat rindu dengan Tanah suci mendaftar untuk paket Promo dari First Travel ini.

Walaupun saya sudah menduga bahwa First Travel kemungkinan menggunakan Teori Ponzi untuk bisnisnya, namun saya masih bisa mengubah sudut pandang saya bahwa bisa jadi jeda waktu yang ditentukan oleh first travel tersebut adalah waktu untuk first travel mengembangkan uang yang kita beri dalam bisnis yang lain yang lebih ceapt perputarannya, dan keuntungan dari bisnis lain itulah yang digunakan sebagai tambahan ongkos kita untuk umroh, dari sisi ini saya merasa ada banyak juga yang berfikiran positif seperti sudut pandang yang saya utarakan diatas, dan saya merasa karena sudut pandang umat yang positif itulah yang membuat walaupun First Travel mematok harga yang tidak pernah ada sebelumnya dan jauh lebih murah, tapi tetap banyak yang mendaftarkan dirinya untuk ikut dalam program Umrohnya.

Hebohnya First travel dengan Program promo Umroh 14.5 jutanya, memang sangat bombastis membuat travel lain berdebar bahkan sebagian sudah gulung tikar karena kehilangan calon jamaah karena semua sudah mendaftar ke first travel. Fenomena ini selama 2 tahun sangat dahsyat. Dan jelas, Travel-travel lain yang juga mengelola umroh menjadi pusing 7 keliling karena sepi peminat.

Bahkan Agen Travel umroh Plus yang saya dan istri sampai saat ini masih berkawan via grup WA, sempat mengeluh dan bertanya-tanya bagaimana First Travel bisa mematok harga semurah itu bahkan untuk waktu tunggu 1 tahunpun travel yang saya gunakan tidak bisa menjanjikan hal yang sama.

Membludaknya peminat first travel tentu saja membawa efek samping tidak selalu positif, tentu ada sisi negative yang juga akan terbentuk dari fenomena ini, yaitu hilangnya para calon jamaah pada travel-travel lain karena semua sudah diborong oleh First Travel, dan hal inilah yang mungkin luput dari perhitungan bisnis first travel. Sepinya travel lawan membuat kecurigaan mereka bahwa First Travel menggunakam metode yang tidak fair semakin membesar. Pengaduan dari masyarakatpun diajukan karena kecurigaan tersebut,  dan disinilah awal dari terpuruknya First Travel.

Awalnya saya tersenyum getir atas berita munculnya berita kasus First Travel ini, sampai pada suatu saat kawan saya yang bekerja sebagai pramugara salah satu maskapai ternama memiliki komentar yang berbeda.

“kasian ya pak First Travel…” katanya memulai pembicaraan soal First Travel.

“yah itulah akibat bisnis Ponzi pak…” jawab saya.

“Ya elah pak… Travel Umroh mana yang ga pake teori Ponzi pak,  semua juga pake pak,  sekarang saya tanya, ada ga travel yang bisa berangkatin langsung jamaah nya setelah bayar?? Semua Minimal 3 bulan pak, alasannya macem-macem, dari urus visa lama, antri tiket pesawat, dll, tapi intinya, mereka juga nunggu Jamaah lain daftar untuk nutup kekurangan jamaah yang sudah janji akan diberangkatkan, banyak juga yang direschedule sampe 6 bulan…” katanya dengan yakinnya.

 

Saya diam, dan dia melanjutkan,

 

“First Travel ini lebih kepada persaingan bisnisnya pak… tau ga kenapa First Travel bisa murah banget pak?? Siapa yang ga kesel kalo usahanya sepi dan semua beli disatu tempat pak, pastilah bisnis travel umroh lain kebakaran jenggot…”

“asal tau juga pak, bisnis travel umroh ini, lahan basah buat makelar Visa, Hotel dan Tiket, makanya harganya ga bisa murah, nah bedanya dengan travel lain, First Travel ini memotong itu semua, dia ga pake makelar untuk urus visa, Hotel, Tiket dan lain-lain, dia urus sendiri, makanya harganya bisa lumayan jauh bedanya..”

“Tapi emang mungkin pak sampe bisa 14.5 juta untuk umroh 9 hari??…” Tanya saya menantang argumennya.

“Bapak punya uang 12 juta?? Kasih saya, 2 minggu bapak umroh ama saya 9 hari, tapi gaya BackPacker ya pak, yah nyamanlah pokoknya…”

“Serius???”

“Saya kasih tau Pak, kalo booking bawa penumpang full 1 pesawat, itu tiket pesawat bisa jadi Cuma 50% dari sebenarnya, apalagi kalo pesawatnya bukan garuda, bisa lebih murah lagi jatohnya khan?? Sekarang ada berapa maskapai penerbangan pak, ratusan!! kita kelimpungan biar penumpang ga kabur ke maskapai lain, makanya kalo ada yang booking langsung full 1 pesawat, itu berkah besar buat maskapai itu, pasti dikasih murah, itu baru soal tiket. Visa, Kalo ga ada calo, itu bisa murah banget pak… begitu juga dengan booking hotel pak, booking hotel untuk full seluruh kamar dalam 1 hotel, akan jauh lebih murah dari sewa hotel satu kamar pak, itu juga bisa sampe 50% pak…”

Saya masih diam, dan berfikir.

Apa yang kawan saya bilang ini entah kenapa saya percaya, mungkin karena saya nilai dia sudah lama berkecimpung di dunia penerbangan, dan sudah puluhan kali bolak-balik Jakarta Mekah Madinah untuk mengurus Haji dan Juga Umrah, saya jadi yakin apa yang dia katakan bisa menjadi sudut pandang lain saya soal kasus First Travel ini.

Kasus First Travel ini tidak bisa dipungkiri juga sangat kental aroma Persaingan Bisnis. Karena matinya bisnis kita karena kalah saing dengan jenis usaha yang sama, rasanya memang cukup menyakitkan.

Allahualam.

Diakhir saya selipkan satu pertanyaan yang menggelitik kita semua,

“lalu kemana uang jamaah yang jumlahnya sampai 550 milyar itu hilang, yang mereka jawab lupa dimana uangnya??”

Mmm… bisa aja sih sebenarnya uangnya masih ada, tapi karena mereka sudah tidak percaya pada oknum aparat dan oknum penegak hukum karena statement aparat juga sudah sangat pesimis pada jamaah bahwa mereka untuk meng-ikhlaskan saja, maka mereka memutuskan untuk menjawab tidak tau dan lupa, dengan harapan nanti setelah suasana mereda, mereka akan tetap bisa memberangkatkan kembali para jamaah yang tertunda keberangkatannya…”

Cuma kasih sudut pandang aja.. jangan anggep serius…

Salam Ocehanburung.

 

Ocehanburung

Seorang yang sangat memperdulikan keutuhan dan harga diri bangsanya...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *