Saya, Retail dan Kisahnya…

Saya, Retail dan Kisahnya…

Februari – Maret 2019.

Disclaimer : Akan lebih nyaman membacanya sambil mendengarkan lagu ini :

 

Saya membuka pesan dari grup yang cukup lama tidak saya sentuh karena biasanya hanya berisi obrolan ngalor ngidul yang panjang lebar.

Saya tertarik untuk membuka saat itu karena awalan dari postingannya adalah hal yang saat itu cukup menarik. “Lowongan…”

Saya klik. Dan saya baca.

Benar saja dugaan saya, kalau pesan dari salah satu grup WA tersebut adalah sebuah lowongan pekerjaan.

Salah satu perusahaan retail terbesar diindonesia sedang membuka lowongan, ada beberapa lowongan disana. Diantaranya Fotografer dan Data Analyst. Dengan sigap saya melamar untuk keduanya, karena saya menganggap kedua peluang itu saya kuasai.

Saya mengirim lamaran Tidak lama setelah saya baca pesan tersebut kepada nama yang tercantum disana.

Bapak Mohamad Syaeroni,

Karena memang Surat lamaran dan CV sudah saya siapkan Jauh-jauh hari untuk kesempatan seperti ini.

Waktu Berlalu, Saya sudah mulai melupakan peluang tersebut, tepat saat HP saya berbunyi dari Nomor yang tidak saya kenal.

“Halo…” Angkat saya.

“Selamat siang pak, perkenalkan saya Michael dari Lo** Indonesia pak…”

“Iya…” Jawab saya lagi sambil mencoba mengingat

“Terkait dengan Lamaran pekerjaan untuk lowongan yang bapak kirimm ke kami, kami ingin menindaklanjuti untuk tahap berikutnya, apakah bapak bersedia…”

Sontak saya langsung ingat ketika kata lowongan disebutkan.

“Oh iya pak. Baik. Bagaimana pak??”

“Iya pak, apakah bapak bersedia untuk interview pertama dengan saya??”

“Siap pak Mike, saya bersedia…”

Dan interview dimulai, dari menceritakan pengalaman kerja, Harapan, dan pendapatan terakhir serta pendapatan yang diinginkan jika diterima bekerja.

Dan di interview ini juga awal dari perkenalan saya dengan Pak Michael. Orang HRD baik yang pernah saya kenal.

“Baik Pak Kris, Terima kasih. Nanti Kami akan memberikan info lebih lanjut…”

Dua minggu berselang.

Ada pesan masuk di WA HP saya. Kali ini Nama PAK MIKE muncul disana karena nomor tersebut sudah saya simpan.

Tidak menunggu lama, saya langsung membuka pesan itu.

UNDANGAN PSIKOTES.

“Alhamdullilah…” Kata saya dalam hati.

Esoknya, saya datang ke lokasi. Tempat yang baru pertama kali saya kunjungi. Di CIracas Jakarta Timur.

Tidak begitu sulit mencarinya, dan hari itu dari pagi hingga siang, saya menjalani Ujian Psikotes. Mulai dari angka, Gambar serta berbagai pertanyaan yang terkait Konsistensi jawaban. Cukup melelahkan.

1 minggu berselang, pesan kembali masuk ke WA saya, Proses berlanjut ke sesi Interview dengan User.

Seperti sebelumnya, saya kembali berangkat ke lokasi, kali ini bukan di gedung yang depan, tapi diantar Pak Mike ke gedung belakang.

“Di kantor belakang ini nanti bapak bekerja kalo berjodoh pak..” kata pak mike.

Saya hanya mengangguk.

“Tunggu disini ya pak, saya akan panggilkan dahulu yang akan interview bapak…” Kata Pak mike ke saya, setelah sampai diruangan yang cukup besar, yang belakangan saya tau bahwa ruangan itu disebut Nego Room.

Tidak berapa lama, ada 2 orang masuk dan menghampiri lokasi kubikal tempat saya duduk.

“Pak Kris, ini Pak Benny dan ini Pak Syaeroni yang akan interview bapak..” Kata Pak mike pada saya.

“Silahkan pak Benny, Pak sae, saya tunggu diluar saja..” kata pak mike lagi ke mereka.

Setelah saya dengar nama Syaeroni, saya jadi ingat orang yang saya kirimi email Lamaran pekerjaan saya pertama kali. Ini Orangnya. Dan saya berdiri untuk menyambut jabat tangan mereka.

“Oke, saya harus panggil apa nih?? Kris??” Tanya pak Benny.

“Iya boleh pak…”Jawab saya.

“Baik pak Kris, kenalkan saya Benny dan ini Pak Sae. Kita langsung saja ya, tolong Pak kris Perkenalkan diri dan ceritakan pengalaman kerjanya selama ini…” Kata pak benny, sambil membenarkan posisi duduknya.

Dan saya mulai bercerita. Dari awal – sampai Akhir pengalaman kerja saya, termasuk mengapa saya membuka studio foto.

“…Demikian kira2 pengalaman saya selama ini..” kata saya menutup pembicaraan.

Tiba-tiba pak sae membuka pertanyaan.

“kamu khan sudah punya studio foto nih, trus nanti kalo kerja kantoran lagi gimana studionya??” Tanya pak Sae.

“Sebelum mengirim lamaran ini saya sudah memutuskan pak, jika memang diterima bekerja disini, maka yang utama adalah pekerjaan saya disini, untuk studio akan saya kurangi dan bisa saja saya delegasikan pada adik dari istri saya untuk handle..” jawab saya yakin.

Pak sae mengangguk.

Dan dilanjutkan pertanyaan soal Teknis pekerjaan yang akan saya lakukan oleh pak Benny, dan dari yang dijabarkan, Pekerjaannya sangat mirip dengan yang saya lakukan selama saya bekerja sebelumnya. Terkait Database.

Ketika akan berakhir, pak sae kembali bertanya.

“Kris, sebelumnya kita mau kasih tau bahwa jabatan yang kami tawarkan untuk kamu nanti tidak seperti jabatan sebelumnya, tapi lebih rendah, apakah masalah??”

“Oh InsyaAllah tidak pak, saya juga menganggap saya baru di Retail. Sepertinya saya harus banyak belajar dahulu, jadi tidak masalah…”

“Oke kalau begitu, saya kira cukup dari kami, Ben coba panggil Pak mike…” kata Pak Sae. Dan kami bersalaman.

Tidak lama Pak Mike masuk. Dan beberapa saat mereka bicara bertiga. Lalu pak Mike menghampiri saya.

“Pak Kris, Kita lanjut interview dengan saya ya pak…” Kata pak mike, sementara Pak sae dan Pak Benny berjalan keluar.

Dan Interview dengan Pak Mike inilah yang meyakinkan saya bahwa pak mike adalah orang baik.

Setelah bertanya berbagai aspek dari pekerjaan dan apa saja yang bisa saya dapatkan jika saya diterima nanti, tiba saatnya saya diberikan kesempatan untuk bertanya.

Dan saat itulah saya bertanya sekaligus memberitahu prinsip dasar saya bisa menerima pekerjaan ini.

“Pak Mike, saya sudah berumur, buat saya, Gaji itu nomor 2, saya melamar bekerja kembali selain karena ada hal yang urgent yang diluar rencana saya. Jadi yang utama adalah lingkungan kerja, saya berharap lingkungan kerja saya lingkungan yang baik dan nyaman…”

Sesaat Pak mike diam. Lalu bertanya.

“Baik dan nayaman itu maksudnya bagaimana pak kris??”

“Mmmm.. ya nyaman pak, tidak ada saling sikut, adil penilaian, saling support, saling menghargai, dan koordinasinya nyaman…”

Pak mike senyum dan bilang.

“Pak kris, untuk kondisi lingkungan secara luas mohon maaf saya tidak bisa memastikan, tapi yang jelas, Team Pak Kris nanti, Tim pak Sae setau saya akan sesuai dengan yang pak kris gambarkan…” kata pak mike.

“baik pak mike terima kasih… “ jawab saya.

Lalu percakapan kami masih berlanjut dari soal tempat tinggal yang ternyata sama-sama dibogor, lalu soal fotografi, hobby dan semua. Sampai sekitar 1 jam.

Setelah itu Pak Mike membaca pesan yang masuk ke HPnya.

“Oh Oke pak Kris, untuk mempersingkat waktu, ini Direkturnya ingin sekalian interview saja hari ini diruangannnya. Ayok kita kesana…”

Dan kami berjalan melewati lorong menuju ruangan yang pak Mike bilang.

Saya melewati beberapa meja kerja yang tidak sempat saya perhatikan, karena focus untuk menuju ruang yang dituju pak Mike.

“Nah Pak Kris, kenalkan Ini Bu Evi, Direktur Marketing, Divisi Pak Kris Nanti.. “Kata Pak Mike Memperkenalkan Bu Evi pada saya.

Saya mengulurkan tangan, “Kris…” Kata saya pendek. Bu evi hanya tersenyum kecil dan meminta saya duduk.

“Kris, Kamu sudah diberitahu apa nanti pekerjaan kamu??” Tanya bu Evi.

“Secara garis besar sudah bu…” Jawab saya.

Lalu saya kembali sedikit mengulang pengalaman kerja saya sebelumnya, sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh bu Evi.

“Oke Gini Kris..” TIba-tiba bu evi membuka suara terlihat sedikit serius dan mengecilkan suara.

Saya mengangguk.

“Saya disini membawahi sekitar 35 orang nanti bisa lebih. Kamu liat diluar sana, mereka itu tanggung jawab saya semua. Mereka itu, Saya tau, mereka anggep saya Galak, Bawel dan cerewet. Tapi terserah apa kata mereka!. Yang penting, semua yang saya lakukan adalah untuk menjaga semuanya agar baik dan lancar, dan itu pada akhirnya untuk mereka juga. Saya tidak akan segan segan pecat orang yang punya potensi ngerusak semua. Lebih baik satu saya hilangkan, daripada menghancurkan semua anak buah saya… Saya tegas! bukan galak. Kamu harus tau ini diawal, supaya kamu tidak kaget nanti, kalo saya sering teriak-teriak.”

“Siap bu.” Jawab saya singkat.

“Kalau begitu, Oke. Good Luck ya… Neeeexxx… Panggilin si Mike…” Kata bu Evi meminta sekertaris untuk memanggil Pak mike.

TIdak berapa lama, Pak mike tiba dan mengantar saya keluar.

Sampai diluar kantor.

“Baik Pak Kris, interview hari ini sudah selesai, tolong menunggu kembali untuk selanjutnya ya pak…”

“Siap pak Mike… saya pamit pulang..”

“Oke pak Kris. Hati-hati pak…”

Sekitar 1 minggu kemudian, Pesan via WA kembali masuk, berisi offering untuk pekerjaan saya. Seperti biasanya saya tidak banyak bernego soal offering yang ditawarkan kepada saya, karena berarti itulah nilai yang mereka anggap cocok setelah selama ini interview dan psikotes saya jalani.

Saya hanya membalas singkat pesan tersebut.

“Baik Pak Mike, Saya bersedia…”

Dan hari Pertama saya di Kantor dimulai.

Hari demi hari berjalan baik dan lancar, saya mulai mengenal satu persatu orang-orang yang ada disekitar saya. Dan benar yang saya duga, pekerjaan yang saya kerjakan disini, tidak jauh berbeda dengan yang saya kerjakan sebelumnya dikantor lama. Mirip. Masih sekitar Perfomance, Customer Behaviour, Planning, Reporting, dan Historical analytical yang begitu nyaman dilakukan karena Database yang cukup besar yang dimiliki oleh kantor ini. Hanya beberapa bagian dan kata2 yang harus saya sesuaikan dari pekerjaan saya sebelumnya.

Salah satu yang saya kenal pertama adalah seorang rekan kerja bernama Rizky, yang bisa dibilang saat itu satu-satunya team pak sae dan pak benny yang mengerti begitu baik tentang Bahasa SQL dan Oracle. Rizky banyak membantu saya untuk memahami Isi dari Big Database dikantor ini.

“Saya juga cari sendiri sih pak ini maksudnya apa.. karena disini agak susah pak, masih pisah-pisah yang tau…” Kata Rizky waktu saya Tanya siapa yang memberi info utk isi dari table table tersebut.

Saat itu, Sebagian besar Data masih diolah oleh Excel dan Microsoft Access, usut punya usut mengapa kok masih menggunakan Access, dikarenakan pak Sae memang begitu handal dengan aplikasi lawas dari Microsoft ini.

“Iya pak. pada masih pake Access, saya malah ga ngerti kalo access…” curhat Rizky sambil senyum.

“Saya bisa bu. Nanti saya ajarin kalo minat…” Jawab saya.

“Oh engga pak. terima kasih. Saya pake SQL saja… Biar buat yang seusia pak Kris saja kayanya Access mah..” jawab dia sambil nyengir.

Dan kita berdua tertawa.

Rizky banyak membantu saya untuk mapping database. Sedikit demi sedikit saya bisa melakukan mapping database agar lebih baik untuk kebutuhan analisa.

Kami sering bertukar informasi, Rizky masih sedikit mengerti soal excel dan saya harus mereminder diri pada sisi SQL. Tapi untungnya Bahasa dikantor lama yang menggunakan Oracle masih mirip dengan SQL. Jadi saya bisa cukup cepat menyesuaikan.

Sosok kedua yang banyak membantu saya dalam menjalani pekerjaan adalah Head IT. Pak Hernawan. Sosok yang begitu humble dan tidak banyak bicara (Khas orang IT) selalu menjawab dan membantu apapun yang saya tanyakan. Sehingga apa yang kerjakan menjadi jauh lebih mudah.

Pak Hernawan adalah satu dari sedikit “Orang Penting” di Kantor ini yang saya tidak sungkan untuk mengiriminya pesan WA hanya untuk bertanya, Kolom ditable ini isinya apa??. Dan beliau selalu jawab.

Pernah saya bertemu satu kali dengan beliau. Dan beliau bilang.

“Kris, kamu butuh user apa, kita support, nah nanti kamu bisa explore dari situ…” Kata pak hernawan.

Saya akui, Setelah Resignya Rizky, Pak Hernawan adalah orang yang sangat membantu saya untuk bisa bekerja dengan lancar dikantor ini.

Diluar pekerjaan, Orang-orang dikantor inipun cukup banyak yang membuat saya cukup nyaman dikantor ini.

Sebagian dari Mereka adalah yang ada didalam Foto-foto ini.

Mada IMG-20211013-WA0012

(FOTO By YASA dan PAK BUDI)

Panjang umur Perjuangan!!!!

Tidak terasa, 1 tahun lebih saya sudah bekerja di kantor ini. Kawanpun mulai jauh lebih akrab.

Sebut saja Novan. Sosok paling tenang dan “nrimo” kalo kata orang jawa atas semua yang terjadi dikantor terhadap dia. Baik dan tidak pernah membosankan diajak bicara tentang apapun, bahkan hal-hal yang selama ini hanya bisa saya fikirkan sendiri.

Tidak hanya Novan, Asep, Sosok betawi asli yang selalu berlagak miskin ditengah luasnya lahan calon warisan yang kelak menjadi miliknya. Serta begitu piawainya membuat setting situasi agar dia bisa mendapatkan sesuatu secara gratis.

“Saya sebenernya orang kaya pak, tapi belum ngumpul aja ini uangnya…” begitu kalimat Pak Asep yang selalu saya ingat. Tapi difikir-fikir, ada benarnya.

Asep juga tidak kalah menyenangkannya. Begitu Kuatnya keyakinan dia akan suatu faham selalu menjadi begitu menyenangkan buat saya untuk membawanya dalam suatu obrolan tentang pemerintah ini dan segala problematikanya.

Ada lagi sosok Yasa, Sosok muda mantan Aktifis ini terlihat begitu diam, namun untuk yang sudah dekat dengan dia, Yasa termasuk orang yang tau banyak akan banyak hal. Terutama bidang politik, tidak sedikit moment, justru saya yang dia buat terdiam cukup lama untuk mendengarkan uraiannya tentang suatu kejadian, dari sudut pandang yang seringkali saya tidak fikirkan.

Dan kalimat yang sering keluar dari saya ketika Yasa selesai dari “orasi”nya adalah.

“Iya… Bener juga ya…”.

Ada lagi sosok Ivan, Pria tinggi pendiam ini juga salah satu sosok “nrimo” yang ada dikantor kami. Kalau difikir-fikir, Kantor ini sungguh beruntung punya 2 sosok andalan Novan dan Ivan yang begitu ikhlasnya atas semua pekerjaan yang mereka lakukan selama ini dengan minim sekali complain.

Ivan pernah punya guyonan yang begitu terkenal dikantor.

“Apapun Masalahnya, Ivan yang salah…” Lucu memang, Tapi cukup miris jika kita fikirkan.

Kawan satu tim saya juga tidak kalah unik-unik.

Sebut saja Jamharil, Pria lulusan Universitas Indonesia ini begitu pandai menyembunyikan kecemerlangan fikirannya hanya karena begitu banyaknya pekerjaan. Menghubungi Buyer, mensetting Promo, Membuat Memo dan Regulasi Promo sampai pada bersedia membuat laporan hasilnya sendiri adalah banyak hal yang Ariel lakukan sepanjang harinya. Kesibukan itu membuat ariel begitu sensitive jika ada Makanan yang ditawarkan, mungkin pekerjaan yang banyak, sehingga membuat lapar dan menjadi begitu sensitive pada makanan.

“Rill… Makanan rill..” Begitu kata pak Sae yang sering kita dengar.

Gaya Ariel yang tidak mudah tersinggung membuat beberapa orang kadang berlebihan untuk membuatnya bahan bercandaan. Tapi Ariel dengan hati besarnya, sepertinya bisa menerima itu semua. Saya pribadi, angkat topi untuk sosok yang satu ini.

Oh iya, Pak Yadi Juga tidak kalah unik. Pria Santai yang sebenarnya cocok menjadi ustadz ini sering menjadi teman curhat saya utuk soal akidah, dan biasanya justru dia yang jadi ragu karena argument saya dan berakhir dengan kita mentertawakan apa yang kita diskusikan bersama-sama. Cukup seru ketika beliau menceritakan tentang hidupnya dan perjalanannya. Panjang umur Perjuangan pak!!!.

Tidak kalah menyenangkannya adalah Sella, Wanita yang sudah cukup lama bekerja dikantor ini sehingga begitu banyak “informasi” yang bisa kita gali dari sella tentang “sejarah” dari seseorang atau situasi tertentu dikantor ini.

Saya bahkan memberikan julukan pada sella sebagai “ADMIN LAMBE TURAH” karena apa yang dia tau dan sering kali dia pendam sendiri sebenarnya bisa begitu menghebohkan jika diceritakan. Sella cukup kuat menjaga Integritas pekerjaannya yang begitu sensitive jika diceritakan. JEMPOL!!!.

Nah, sosok yang satu ini adalah bisa dibilang penyelamat saya dan Pak sae, karena beliau adalah Rekan kerja saya paling “sepuh” dan sudah tidak tahan menunggu masa pensiunnya, segala rencana dan hitungan apa yang akan dia dapat nanti terlihat sudah begitu matang akan digunakan untuk apa, Pak Budi namanya, Sosok yang tidak pernah lupa menawarkan sepotong singkong rebus yang sering kali dia bawa. Obrolan yang seringkali menceritakan selama beliau bekerja di Lotte dengan segala intrik dan muslihatnya, sangat fasih bisa beliau ceritakan.

“Saya ga akan lupa pak kris… Cuma satu kuncinya… Sabar…” kata Pak Budi ketika beliau selesai curhat dan bicara tentang apapun juga. Saya Cuma mengangguk dan semoga Pak Budi mendapatkan yang terbaik yang bisa beliau dapatkan. Amin.

Sosok yang sudah Resign mendahului saya adalah Yuni. Wanita supel dan ramah ini seringkali membuat kawan saya Amin, kesal. Karena tumpukan kerjaan yang dia berikan yang kadang hanya dalam 1 email saja.

“Nih pak.. liat nih… email kiriman yuni, emang Cuma 1 email tapi liat attach filenya, panjang paaakkk..”

Dan biasanya kita semua tertawa dengan “penderitaan” Pekerjaan Amin.

(Sepertinya sekarang ini menurun ke Nurul dan Vicky. Nurul Yuninya, Vicky adalah Aminnya. Bertengkarnya mereka sepertinya akan bagus jika ada yang menguploadnya ke Tik tok. hahahahaha…)

Oh iya Untuk Dua sosok yang yang saya sebutkan diawal, Pak Benny dan Pak Sae,

Pak benny lebih tepat saya katakan sebagai Rekan kerja saya yang baik, walaupun dalam Struktur, beliau adalah atasan saya, namun saya bisa begitu santai dengan beliau, Kita saling menghormati dan menghargai. Sejauh saya bekerja, Banyak masukan dari saya yang juga beliau setujui dan Akomodir.

“Pak Benny lebih seperti rekan kerja yang baik daripada seorang Atasan. Terima kasih…”

Kalo Pak Sae, Putra betawi yang begitu Banyak tau tentang segala sesuatu dan sepertinya merupakan orang andalan Pak Ari untuk bertanya tentang apapun juga. Pak sae selalu update dengan berita, keadaan, situasi, terutama yang terkait dengan pekerjaannya.

“Selalu ada Solusi dari Pak Sae…” Itu kalimat pendek yang cocok untuk beliau dari saya.

TIdak pernah mempersulit akan sesuatu, Insting yang cukup kuat, santai dengan rekan kerja selevel atau dibawahnya. Hanya 1 Kejadian yang membuat saya menilai sebagai 1 hal minus dari beliau, Tapi  saat  ini, itu sudah bukan masalah sama sekali bagi saya. Aman.

Apa yang pak mike bilang benar, Team tempat saya bekerja, Luar biasa.

Oh iya, hampir lupa, Ada Pak Ari. Bisa dibilang teman ngobrol pertama saya sebelum saya akrab dengan Novan dan yang lain. Pak ari adalah orang yang sangat suka bercerita, Panjaaaaang dan Lebaaarr… Seolah beliau tidak mau ada salah pengertian atas kisah yang dia berikan.

“Ariel, Besok boleh libur 2 harilah, istirahat, saya kasih…” Kalimat yang tidak pernah hilang rasa lucunya ketika pak ari bicara di hari jumat sore pada pak ariel.

Dan kita selalu tertawa, terutama saya. Kalau mendengar kalimat itu.

Oke. Saya kira itu aja sih… Siapa lagi??

Oh… Pak Riduan?? Pak RT di Kompleknya yang 2 kali menolak diganti Karena begitu nyaman “memotong rumput Tetangga” itu??? Biarkan lah beliau “meng Obrak- abrik” Sistem di tempat dia bekerja sekarang… haahahahahahahaha…. Sehat terus pak!!! Semoga lekas bisa dapat mobil dan sopirnya karena beliau adalah satu-satunya karyawan yang pulang pergi dengan Motor, melewati 3 Provinsi!! Serius ini!!! DKI JAKARTA, BANTEN dan JABAR. 3 Jam!!! Speechless saya.

Untuk yang lain, Seperti Bonbon dan Elmi, aaaahh mereka hanya baik kalau ada maunya saja… hahahahaaha… Damai.

Akhir kata : “kalau ada sumur diladang, boleh kita menumpang mandi, Kalau ada Raline Diladang, boleh juga diajak mandi…hehehehehe…”

See you when I see you all…

Salam Ocehanburung.

Ocehanburung

Seorang yang sangat memperdulikan keutuhan dan harga diri bangsanya...

2 Comments

Leave a Reply to Rizky Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *