Politik Diam Prabowo Subianto

Politik Diam Prabowo Subianto.

prabowo-subianto-2

Awalnya aneh menurut saya, ditengah situasi yang sangat membutuhkan figure yang bisa diterima oleh semua rakyat dan seharusnya mampu untuk bisa meredam isu SARA yang tengah sangat panas ini dikarenakan ulah satu orang yang tidak mampu menahan lisannya. Namun sosok yang saya kagumi itu tidak kunjung masuk kedalam pusaran yang bisa dibilang cukup dahsyat ini, dari aksi damai 411, disusul dengan aksi super damai 212 yang mampu mengambil simpati umat yang begitu besar untuk bisa menjaga tinggi harga diri bangsanya, namun sosok Prabowo Subianto tidak kunjung muncul kepermukaan untuk ikut “memeriahkan” aksi ini. Saya sempat hampir kecewa dengan beliau, tapi karena saya yakin beliau sangat mencintai negerinya maka saya coba untuk memahami pola pikir beliau.

Awal saya mencoba memahami apa sebab Prabowo subianto tidak ikut dalam beberapa kali aksi dan seolah diam saja, adalah ketika saya coba memahami apa yang terjadi pada konflik di Suriah yang ramai belakangan ini.

Sebelum konflik, Suriah adalah Negara damai, Islam yang cukup banyak penganut Sunni disana hidup dengan damai. Sampai pada saat presiden terpilih mereka yang penganut Syiah (Info Wikipedia) dan diduga tidak adil terhadap kaum Sunni, dan disinilah mulai tergeraknya nurani Rakyat Suriah untuk menuntut keadilan. Rakyat turun ke jalan dengan damai untuk menyuarakan aksi mereka agar Pemerintahan bisa adil kepada mereka walau ada perbedaan yang mereka anut.

Adil terhadap kaum sunni dan jangan ada diskriminasi terhadap mereka. Aksi damai tidak kunjung didengar oleh pemerintah karena pemerintah juga terlihat seolah tidak mau mendengar apa yang rakyatnya suarakan, sampai akhirnya rakyat memutuskan ada agenda untuk menurunkan presiden, dan kekacauanpun terjadi. Pecah perang. Disaat yang kacau tersebut, dan rakyat yang menuntut mulai butuh bantuan, kelompok yang ternyata bagian dari ISIS menawarkan bantuan, dan berhasil memukul mundur tentara pemerintah dari beberapa kota di Suriah termasuk kota Allepo. Dan sejak saat itu Allepo dikuasai oleh ISIS yang mana sebagian rakyat Allepo pun tidak banyak yang tau kalau kemenangan mereka atas bantuan ISIS.

Presiden terpilih tidak bisa menerima ini dan mengabarkannya pada PBB bahwa ada usaha pemberontakan di negaranya, lalu ada dua Negara yang bersedia membantu untuk menumpas pemberontak itu, yaitu IRAN dan Rusia. Lalu pecahlah Konflik ALLEPO yang sangat menggugah mata dunia itu.

Tagar #saveallepo menurut saya ada benarnya untuk mereka yang sejak awal menuntut keadilan akan pemerintah yang tidak adil. Namun tagar tersebut juga menjadi rancu karena justru pecahnya perang di Allepo saat ini adalah dalam rangka pemerintah mau merebut kembali Allepo dari tangan ISIS.

Namun apa mau dikata, rakyat juga yang menjadi korbannya, mereka yang semula memiliki niat luhur untuk mencari keadilan agar negaranya bisa tentram justru terjebak pada kepentingan politik yang tidak punya perikemanusiaan. Tuntutan awal mereka agar pemerintah yang didominasi Syiah untuk bisa bersikap adil kepada rakyat Sunni yang cukup banyak, menjadi buyar dan tidak terselesaikan, justru malah sekarang kota mereka hancur dan korban banyak berjatuhan baik itu anak-anak atau orang dewasa.

Dari uraian saya diatas dan dihubungkan dengan apa yang sedang terjadi dinegeri kita, maka ada beberapa kesamaan kejadian :

  1. Saat ini rakyat sedang tidak puas dengan beberapa kebijakan pemerintah dan sudah melakukan aksi yang cukup besar untuk menuntut hal tersebut.
  2. Pemerintah kelihatan lamban dan kurang responsive terhadap suara rakyat yang tidak puas, dan terkesan lamban untuk mengambil keputusan.

Dengan dua persamaan itu, maka saya rasa cukup kuat bahwa selanjutnya akan sangat mungkin dinegara kita akan mengalami tahap seperti di Suriah. Nah yang perlu dicermati adalah :

  1. Kemungkinan aksi damai kita untuk menuntut keadilan dan nama baik bangsa ini ditunggangi oleh pihak ketiga seperti ISIS atau PKI karena ini sangat rentan untuk terjadi.
  2. Kemungkinan pemerintah kita tidak berminat untuk mengakomodir apa yang rakyat tuntut dan memiliki pemikiran untuk memanfaatkan moment ketidakpuasan rakyat ini untuk “mengadu” ke PBB bahwa ada usaha “pemberontakan” di negaranya.

Kedua hal tersebut jangan sampai terjadi dan semoga saja hanya sampai ke analisa amatiran saya saja.

Nah, hal itu jugalah yang saya duga menjadi pemikiran Prabowo Subianto, bahwa beliau memilih untuk tidak muncul kepermukaan pada saat akhir-akhir ini karena semua kemungkinan diatas bisa sangat nyata terjadi. Dan hal-hal tersebut adalah hal yang tidak Prabowo inginkan.

Beliau tidak ingin Negara ini menjadi Negara yang dikuasai asing, entah itu dikuasai oleh faham komunis ataupun Faham Islam Radikal, atau jika diterjemahkan dalam bahasa local, Faham komunis dalam hal ini PKI dan Faham Islam Radikal dalam hal ini adalah ISIS. Dua hal itu memang sangat rentan terjadi.

Tidak bisa kita pungkiri bahwa bisa jadi PKI akan mendompleng dalam situasi yang sudah cukup keruh ini, Isu SARA yang sudah sangat memanas dan terlihat pemerintah masih belum mengambil sikap pasti, situasi ini akan sangat mungkin dimanfaatkan oleh pihak ketiga seperti PKI untuk memperkeruh suasana, apalagi sekarang social media sangat mudah untuk membawa berita tanpa ada saring yang pasti untuk memastikan kebenarannya. PKI yang memang sangat senang bermain di Air keruh untuk semakin memperkeruh suasana, akan sangat lihay memanfaatkan situasi sehingga umat di adu domba serta perang saudara terjadi dan mereka ambil kesempatan untuk berkuasa disaat-saat genting ini. Ini sangat berbahaya.

Begitu juga dengan sangat rentannya sel ISIS bisa menyusup kedalam isu SARA yang saat ini sudah sangat bisa membangunkan Umat dari tidurnya. ISIS yang membawa jargon Khilafah akan sangat mungkin untuk bisa bercampur kedalam umat yang begitu mencintai akidahnya. Mereka secara lembut dulu menawarkan bantuan, dan ketika kita lengah, maka kita akan dikuasai oleh mereka, inipun tidak kalah berbahaya di Negara yang sangat beraneka budaya ini. Jangan sampai ini terjadi dinegara yang kaya akan budaya dan adat istiadatnya ini.

Dua ancaman yang sangat nyata tersebut saya beranggapan bahwa Prabowo sudah mendeteksinya, karenanya beliau memilih untuk tetap menjadi oposisi pemerintah, dan juga tidak ikut dalam aksi damai yang dijalankan umat walau secara eksplisit beliau juga mengecam jika ada orang yang tidak bisa menjaga lisannya.

Prabowo memutuskan menjadi oposisi pemerintah karena pemerintah saat ini sangat rentan untuk berubah menjadi Sosialis mengikuti Negara yang saat ini sangat mesra dengan pemimpinnya yaitu China, dan sangat mungkin karena sangat dekat maka ideologinya pun akan sangat mudah masuk mempengaruhi bangsa ini. Ini harus di waspadai.

Prabowo juga memutuskan untuk tidak ikut dalam aksi damai yang sudah beberapa kali di adakan, karena beliau mungkin berfikir bahwa aksi damai yang bersih dan semata-mata karena membela akidah bisa juga sangat mudah dikotori oleh kelompok islam radikal seperti ISIS yang bisa mendompleng tanpa diketahui seperti yang terjadi di Suriah. Ini juga harus diwaspadai.

Prabowo subianto tidak ingin Negara Kesatuan Republik Indonesia ini berubah menjadi Negara yang ke China-chinaan atau Negara yang ke Arab-araban. Beliau ingin Negara ini menjadi Negara yang INDONESIA. Negara yang santun dalam keberagamannya, Negara yang aman dalam kebinekaannya, Negara yang nyaman dalam berbagai adat istiadatnya.

Prabowo ingin NKRI menjadi Negara yang diimpikan oleh presiden pertamanya. Negara yang Mampu Berdiri diatas kakinya sendiri. Bukan Seperti Barat, bukan seperti Timur Tengah. Bukan seperti mereka, Tapi seperti NUSANTARA.

Tambahan, Masukan untuk pemerintah agar potensi tidak baik bisa dihindarkan dinegeri ini :

  1. Percepat proses sidang orang yang saat ini menjadi pemicu ketidakharmonisan yaitu Pak Basuki karena saya yakin masih banyak Putra bangsa lain yang lebih baik untuk bisa membuat Jakarta maju. Saya rasa tidak sepadan jika mempertahankan 1 orang dengan mengorbankan potensi ketidakamanan sebuah Negara.
  2. Hindari dan stop untuk berhutang pada 1 negara saja, karena ini akan membuat sebuah Negara begitu tergantung pada Negara tersebut.
  3. Tutuplah potensi atau indikasi munculnya pihak ketiga yang memanfaatkan situasi saat ini, seperti masuknya wisata asing yang berlebihan, lakukan sweeping kartu identitas utk warga asing, baik dari China ataupun Arab juga yang lainnya.
  4. Beri seruan kepada pemimpin seluruh umat untuk disampaikan pada jamaatnya agar bisa bijaksana dalam bersocial media.
  5. Stop Reklamasi untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Semoga apa yang saya tuliskan ini benar-benar mencerminkan apa yang Prabowo Subianto fikirkan.

Amiiinnn…

Salam Ocehanburung.

Ocehanburung

Seorang yang sangat memperdulikan keutuhan dan harga diri bangsanya...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *