Kriteria layak atau tidaknya anda disebut sebagai Anak Kereta (Angker)

Kriteria layak atau tidaknya anda disebut sebagai Anak Kereta.
Anda merasa sudah sangat mengerti bagaimana suka dan dukanya menjadi pengguna jasa kereta api jabodetabek?? Anda sudah merasa layak untuk menyatakan diri sebagai anak kereta?? Atau anda sudah begitu percaya dirinya untuk update status dengan menyelipkan kelimat “sampai kapan kereta api mau kaya gini”. No…no.. no… anda belum layak memiliki rasa itu semua sebelum anda lulus mengalami 6 hal berikut selama anda menjadi pengguna jasa kereta api jabodetabek.
Berikut adalah beberapa hal yang seharusnya sudah mereka alami dan membuat mereka layak memproklamirkan diri mereka sebagai Anak Kereta (Angker).
1. Mengalami kereta gangguan sinyal.

Fenomena kereta mogok saya masukkan pada nomor satu, karena fenomena ini adalah kejadian yang paling sering terjadi. Sebelum berubah nama menjadi commuterline, Kereta KRL Jabodetabek hampir bisa dipastikan akan mengalami gangguan pada setiap jumat sore, entah kenapa, tapi hal itu hampir bisa dipastikan akan terjadi, kemungkinan terjadinya gangguan pada jumat sore itu, skala benar-benar terjadinya adalah 85%. Penyebabnya berbagai macam, tapi yang paling sering menjadi alasan adalah gangguan sinyal atau tidak jarang juga karena kereta anjlok. Bahkan dikarenakan sangat sering terjadi, ketika baru saja kita mengetahui bahwa kereta bermasalah, maka kita bisa langsung berkesimpulan bahwa penyebabnya adalah Gangguan sinyal, luar biasa bukan??. Walau saat ini fenomena kereta gangguan tiap hari jumat sudah jarang terjadi, namun tidak serta merta, permasalah itu hilang, paling tidak, tiap sebulan sekali, kejadian itu masih terus saja membuat kita “gagal move on” pada kalimat pendek yang sangat lekat di benak para pengguna kereta, yaitu “gangguan sinyal”.

2. Kereta tidak sampai tujuan.

Nah, kalo yang satu ini bisa dibilang tidak sering terjadi, namun sekalinya terjadi maka bagi mereka yang sangat tergantung dengan kereta api, maka bersiap-siap untuk sangat kerepotan dan sangat terbuang waktunya sehingga berharap kereta api akan cepat bisa diperbaiki. Kereta tidak sampai tujuan biasanya di sebabkan oleh major problem, seperti longsor yang menyebabkan rel putus. Kejadian rel putus pernah saya alami terjadi pada saat terjadi hujan yang tidak berhenti selama 2 hari di wilayah bogor, sehingga menyebabkan tanah longsor pada jalur antara bojong gede-cilebut yang mengakibatkan putusnya rel yang menyambungkan dengan stasiun bogor. Kejadian itu terjadi ketika jam pulang kantor dan bisa dibayangkan bagaimana meluapnya penumpang kereta yang dipaksa untuk turun di st. bojong gede untuk bisa melanjutkan perjalanan menggunakan angkutan umum pada malam buta dan suasana hujan deras. Hal ini juga menyebabkan kereta tidak bisa masuk stasiun bogor dan sebaliknya, sehingga sampai kurang lebih 2 minggu saya harus mengendarai motor dari bogor sampai st. bojong gede dan baru dari sanalah saya dapat naik kereta. Cape??? Pastinyaaaa…

3. Menyaksikan dengan mata sendiri aksi copet dikereta.
Bicara soal copet didalam kereta sama seperti membicarakan rangga dan cinta, keduanya tidak bisa dipisahkan, dan bisa dikatakan hampir 90% pengguna KRL Jabodetabek pasti pernah mengalami kecopetan, baik itu berupa Dompet, HP, uang tunai, jam tangan, tas, atau sebagainya yang ada didalam tas anda jika mereka berhasil menyilet tas yang anda gunakan. Namun bukan itu saja yang membuat anda special, tapi pernahkah anda menyaksikan sendiri aksi copet didalam kereta dan apa saja modus yang mereka gunakan ?? saya setidaknya sudah mengetahui 3 metoda pencopetan selama saya menggunakan jasa kereta api. Yang pertama, jangan mengira bahwa kawan yang anda kenal baik selama ini dikereta dan memiliki pekerjaan yang sama dengan anda tidak ada sangkut pautnya dengan copet yang berkeliaran dikereta. Sebagian dari copet-copet yang berkeliaran di kereta adalah kawan-kawan dari teman kereta yang anda kenal. Bisa jadi itu tetangga mereka, atau lainnya, yang jelas kawan saya yang juga pegawai disalah satu perusahaan cukup terkenal, tidak jarang bisa dikatakan “membantu” aksi copet yang dilakukan kawan sekampungnya ketika berada dalam kereta. Mungkin tidak membantu secara terang-terangan, tapi dengan cara halus seperti mengalihkan perhatian penumpang yang menjadi target sehingga bisa memuluskan aksi pencopetan. Bisa dengan bercanda dengan kawan lain sepanjang jalan, menceritakan hal2 lucu yang mengundang tawa, sehingga kereta riuh serta calon korban pencopetan lengah atas apa yang akan dialaminya. Mereka bukan copet, dan mereka orang biasa yang hanya ingin membantu seseorang yang mereka kenal agar tidak menjadi korban amuk massa. Apakah saya ikut andil juga dalam mengalihkan perhatian?? Hahahahaha… saya hanya bisa meyakinkan anda bahwa joke-joke atau lelucon-lelucon yang mereka suguhkan benar-benar bisa membuat saya terpingkal-pingkal.

4. Kecopetan.

Nah, menyambung akan tulisan saya bahwa menurut saya 90% pengguna kereta Jabodetabek pasti pernah kecopetan, maka dari itu saya masukkan indicator kecopetan sebagai salah satu tanda bahwa anda layak menyandang status anak kereta. Bukan satu kali, tapi 3 kali kecopetanlah yang membuat anda lulus sebagai anak kereta, kenapa 3 kali ?? ya karena saya 3 kali kecopetan dikereta. 1 Dompet, 1 uang dan 1 lagi dompet kosong yang memang sengaja “saya berikan” kepada pencopet dengan selembar kertas didalamnya yang sudah saya siapkan dan saya beri tulisan “anda kurang beruntung”. Apakah saya puas?? Ya.. tentu sajaaaa….

5. Menyaksikan secara langsung orang tertabrak kereta.

Terlindas dan tubuh tercerai berai adalah yang pernah saya saksikan ketika turun di stasiun tebet dan sedang menunggu kereta dari manggarai melintas dari rel kereta api St. tebet. Seorang itu yang baru selesai belanja tidak dapat menghindar dari hantaman sang kuda besi sehingga kejadian itu terjadi didepan amta saya dan didepan puluhan orang yang sedang menunggu kereta lewat. Tidak sedikit yang berteriak histeris ketika roda besi kereta masih membawa bagian tubuh korban ke rel didalam lingkungan stasiun tebet. Serpihan daging berlumur darah menjadi pemandangan mengerikan yang menghiasi rel sepanjang stasiun tebet. Kejadian itu tidak bisa saya lupakan bahkan sampai detik ini.

6. Bisa tidur sambil berdiri didalam kereta yang penuh sesak.
Kalau hal yang satu ini hanya bisa di lakukan oleh mereka yang benar-benar sudah cukup berpengalaman lama di dalam kereta Jabodetabek. Penumpang yang sesak dan jarak perjalanan yang lumayan jauh serta kondisi badan yang tidak bisa diajak kompromi membuat kita jadi mampu melakukannnya. Tidur pulas ketika keadaan sesak berdiri didalam kereta. Mata yang kantuk karena pulang terlalu malam atau berangkat harus pagi, adalah hal yang menyebabkan kita bisa tiba-tiba tertidur sambil berdiri. Sesaknya penumpang hingga membuat kita hanya bisa berdiri ditempat dan tidak ada kesempatan untuk bergerak atau jatuh kekanan atau ke kiri adalah kondisi yang menyebalkan sekaligus “menguntungkan”. Tangan yang berhasil memegang pegangan adlaah keuntungan kita agar tetap bisa steady untuk bisa memejamkan mata. Memang tidak lama kita bisa memejamkan mata dengan kondisi demikian, namun rekor yang saya bisa lakukan adalah 5 menit pulas tanpa dengar Suara apapun dan berakhir dengan kepala saya membentuk bahu seseorang.
Bonus Level.
Bonus level dari jadi mengguna setia kereta api adalah dengan mendapat teman baru. Tidak jarang seseorang yang setiap kali berada satu gerbong dengan kita karena jam berangkat dan gerbong yang sama menjadi begitu akrab dan terjalin pertemanan yang bahkan bisa lebih akrab daripada saudara kita sebenarnya. Tidak jarang juga muncul persahabatan dengan lawan jenis yang bisa membuat naik KRL yang sangat berjubel dan penuh itu menjadi begitu menyenangkannya.
Nah, jika anda sudah sempat mengalami itu semua, 6 Kejadian plus Bonusnya. Maka selamat datang anak kereta. Anda layak mendapatkan predikat itu dan menggunakan predikat itu untuk kemajuan Perkeretaapian Indonesia.
Salam Desak-desakan.

Ocehanburung

Seorang yang sangat memperdulikan keutuhan dan harga diri bangsanya...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *